Skandal Daging Kuda Cemaskan Konsumen di Eropa

Seorang calon pembeli melihat daging yang dijual di supermarket Tesko di Stortford, Inggris . Konsumen di Eropa dicemaskan oleh berita terkontaminasinya daging sapi dengan kuda.

Skandal daging sapi yang dicampur daging kuda yang berawal di Inggris dan Irlandia kini membuat cemas konsumen di seluruh Eropa.
Tes DNA mengungkapkan bahwa daging sapi yang dicampur daging kuda telah dijual di supermarket di 13 negara Uni Eropa. Toko-toko, sekolah dan Rumah Sakit berupaya menarik sebagian daging itu dan ada seruan supaya diadakan peraturan yang lebih ketat untuk mengamankan jaringan persediaan makanan Eropa.

Pemeriksaan DNA terhadap daging sapi mendapati bahwa sebagian produk termasuk hamburger, mengandung sampai 30 % daging kuda. Daftar produk-produk yang tercemar semenjak itu meluas sampai makanan lasagna beku, tortellini dan saus bolognese.

Europol, badan kepolisian Uni Eropa memimpin penyelidikan atas penipuan itu di seluruh Eropa. Sejauh ini tiga laki-laki ditahan di Inggris dan Wales. Mereka dituduh menjual daging kuda murah sebagai daging sapi beku.

Penangkapan itu terjadi selagi pihak berwenang Perancis mengatakan grosir Spanghero mengganti label dan menjual daging kuda yang berasal dari pemasok Romania. Perusahaan itu menyangkal melakukan tindakan yang salah. Hingga hari Jumat, supermarket-supermarket di Jerman, Denmark, Hongaria, dan tempat-tempat lainnya mulai menarik produk-produk yang dicurigai.

Di Berlin, ibukota Jerman, pakar keamanan konsumen mengatakan mereka kini menyelidiki semua jenis produk daging.

Laboratorium di Berlin dan yang lainnya di seluruh Jerman juga memeriksa daging untuk mencari phenylbutazone atau bute, obat penghilang rasa sakit yang diberikan kepada kuda dan ditemukan di sebagian sampel yang diperiksa di negara-negara Uni Eropa lainnya.

Teknisi laboratorium, Andreas Hlinak mengatakan terlampau dini untuk mengetahui seberapa banyak daging kuda yang terdapat dalam daging sapi yang dijual di Jerman.

“Kami menerima sejumlah sampel. Termasuk sampel dari dokter-dokter hewan dan telah memulai tes. Kami berharap hasil dari sampel yang kami terima minggu ini akan siap pada pertengahan minggu depan,” kata Hlinak.

Hlinak mengatakan para karyawan lab-nya akan pergi ke supermarket-supermarket setempat untuk mengambil sampel.

Sebagian pakar keamanan makanan menyalahkan supermarket karena menurunkan harga dan merugikan grosir. Yang lainnya mengatakan kesalahan terletak pada kurangnya pengawasan. Sementara supermarket-supermarket mengatakan mereka juga telah ditipu dan menjanjikan pengawasan yang lebih ketat di masa yang akan datang (Michael Sacturro).