Sidang Majelis Umum PBB: Biden Fokus Soal Ketahanan Pangan dan Kesehatan Global

  • Patsy Widakuswara

Presiden AS Joe Biden berbicara dalam pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Gedung Putih, Washington, pada 16 September 2022. (Foto: AP/Alex Brandon)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada Rabu (21/9), akan berpidato di sidang Majelis Umum PBB di New York di mana ia akan menyoroti upaya AS dalam memperkuat ketahanan pangan global, dan memperkuat Global Fund untuk melawan AIDS dan penyakit-penyakit lainnya.

Menurut Program Pangan Dunia WFP, sekitar 828 juta orang tidur dalam kondisi kelaparan setiap malam. Hal ini menjadikan ketahanan pangan global sebagai prioritas para pemimpin yang berkumpul di sidang Majelis Umum PBB, yang akan dimulai pada Selasa (20/9). Presiden Joe Biden sendiri akan menyampaikan pidatonya pada Rabu.

“Biden akan berkesempatan bicara di Majelis Umum PBB pada Rabu pagi di mana ia akan menyampaikan isu ketahanan pangan di seluruh dunia. Ketahanan pangan yang diperburuk oleh perang di Ukraina,” ujar Koordinator Komunikasi Strategis di Dewan Keamanan Nasional (NSC) John Kirby.

Biden akan berupaya menyeimbangkan kepentingan Amerika dan sejumlah sekutunya di Eropa untuk mendukung Ukraina dan mengisolasi Rusia, dengan segudang masalah yang dihadapi seluruh dunia.

Your browser doesn’t support HTML5

Sidang Majelis Umum PBB: Biden Fokus Soal Ketahanan Pangan & Kesehatan Global

"Di awal perang, para diplomat Eropa, secara khusus menuntut agar mitra-mitra mereka di Afrika dan Asia mendukung Ukraina di PBB. Tetapi mereka tidak benar-benar mencoba mendengar kekhawatiran yang dimiliki oleh mitra-mitra mereka itu dalam hal ketahanan pangan, dan dampak ekonomi terkait perang ini," kata Direktur International Crisis Group PBB Richard Gowan.

"Kini Amerika dan Eropa benar-benar berupaya mengirim pesan bahwa mereka bersimpati pada masalah ekonomi negara-negara berkembang, dan akan bekerja untuk mengatasinya," tambahnya.

Untuk itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (20/9) akan menjadi tuan rumah bersama sebuah KTT ketahanan pangan yang dilangsungkan di sela-sela sidang Majelis Umum PBB.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, ekspor makanan dan pupuk dari wilayah itu telah terganggu. Hal ini membuat harga pangan pasca pandemi melesat tinggi, dan dunia semakin jauh dari upaya mencapai tujuan PBB yaitu tidak ada lagi orang yang kelaparan pada tahun 2030.

“Kita perlu menanamkan investasi lebih besar pada sistem pangan – dan khususnya pertanian – untuk mengubah hal-hal di sekitar sistem pangan sehingga menjadi lebih inklusif. Ketika harga pangan tetap rendah dan terjangkau, orang miskin dapat memperoleh manfaat lebih besar. Produksi pangan pun menjadi lebih tangguh dan berkelanjutan,” ujar Rob Vos dari International Food Policy Research Institute.

Kesehatan global adalah prioritas lain yang akan dibahas dalam sidang tersebut.

“Sebagaimana COVID-19 yang menjadi pengingat bagi kita, ancaman kesehatan global tidak mengenal perbatasan. Kita harus melawan COVID-19, cacar monyet dan wabah lain secara bersama-sama,” kata Duta Besar Amerika Untuk PBB Linda Thomas Greenfiled.

Biden pada hari Rabu juga akan menjadi tuan rumah Konferensi Dana Global Untuk Melawan AIDS, TBC dan Malaria.

Amerika Serikat telah memberikan dana sebesar $2 miliar total $6 miliar yang dijanjikan untuk memenuhi $18 miliar yang dibutuhkan oleh dunia dalam upaya melawan tiga penyakit tersebut. [em/jm]