Setelah 1.000 Hari, Wartawan Australia Masih Ditahan di China

Cheng Lei, jurnalis Australia kelahiran China yang bekerja untuk televisi CGTN, saluran berbahasa Inggris, menghadiri acara publik di Beijing pada 12 Agustus 2020. (Foto: AP)

Politisi dan pebisnis Australia, serta teman-teman jurnalis Cheng Lei, yang akan mencapai 1.000 hari dalam tahanan di Beijing pada Rabu (10/5), menyerukan penyelesaian kasusnya lebih cepat sementara hubungan diplomatik antara kedua mitra dagang itu menjadi stabil.

Cheng, 48, belum menerima vonis setelah diadili lebih dari setahun lalu di pengadilan tertutup di Ibu Kota China itu atas tuduhan memberikan rahasia negara ke negara lain.

Penangkapannya oleh keamanan negara pada bulan September 2020 terjadi ketika China memperluas blokade ekspor Australia di tengah perselisihan diplomatik, tetapi hambatan tersebut sekarang tidak ada lagi, dengan rencana kunjungan Menteri Perdagangan Australia Don Farrell.

BACA JUGA: Seruan untuk Pembebasan Jurnalis Tionghoa Australia Kembali Digaungkan

“Keadilan akan menemukan solusi dan saya harap ini diselesaikan tahun ini dan dia dapat bergabung dengan anak-anaknya di Melbourne,” kata Warwick Smith, seorang pejabat Dewan Bisnis Australia, yang akan melakukan perjalanan ke China bulan ini.

China sebelumnya mengatakan Australia harus menghormati kedaulatan yudisial China, dan menambahkan bahwa hak-hak hukum Cheng ditegakkan.

Australia ingin “terlibat secara konstruktif” dengan China, kata PM Anthony Albanese dalam wawancara televisi dengan pembawa acara News UK Piers Morgan di London seminggu yang lalu. Namun dia menambahkan bahwa dia juga akan “mengatakan secara langsung kepada Presiden Xi Jinping, bahwa warga Australia seperti Cheng Lei, perlu diberi keadilan yang layak, dan bahwa mereka tidak menerima keadilan itu saat ini.” [lt/uh]