Serangan Rusia Paksa Ukraina Tutup Wilayah Udara bagi Penerbangan Sipil 

Kobaran api terlihat keluar dari instalasi militer di dekat bandara di Mariupol, Ukraina Timur, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan pengerahan operasi militer di wilayah tersebut, pada 24 Februari 2022. (Foto: Reuters/Carlos Barria)

Ukraina menutup wilayah udaranya untuk penerbangan sipil pada Kamis (24/2), dengan alasan risiko tinggi terhadap keselamatan. Regulator penerbangan Eropa juga memperingatkan bahaya terbang di daerah perbatasan Rusia dan Belarusia, karena kegiatan militer yang berlangsung saat ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur yang diperkirakan akan menjadi awal perang di Eropa.

Berdasarkan keterangan di situs webnya, Perusahaan Layanan Lalu Lintas Udara Negara Ukraina mengatakan wilayah udara negara itu ditutup untuk penerbangan sipil mulai dari 0045 GMT pada Kamis (24/2), sementara layanan lalu lintas udara juga ditangguhkan.

BACA JUGA: Ledakan Terdengar di Kyiv, Putin Deklarasikan Operasi Militer terhadap Ukraina

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengatakan wilayah udara di Rusia dan Belarusia dalam jarak 100 mil laut dari perbatasan mereka dengan Ukraina juga berisiko untuk dilewati.

"Secara khusus, terdapat risiko penargetan yang disengaja dan kesalahan identifikasi pesawat sipil," kata badan tersebut dalam buletin zona konflik.

“Kehadiran dan kemungkinan penggunaan berbagai sistem peperangan darat dan udara menimbulkan risiko tinggi bagi penerbangan sipil yang beroperasi di semua ketinggian dan tingkat penerbangan.”

Industri penerbangan telah semakin memperhatikan risiko konflik yang ditimbulkan pada penerbangan sipil sejak penerbangan Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di Ukraina timur pada 2014.

Situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 menunjukkan perbandingan situasi udara di Ukraina dalam seminggu terkahir.

EASA mengatakan Kementerian Pertahanan Rusia telah mengirim pesan mendesak ke Ukraina tentang risiko tinggi terhadap keselamatan penerbangan. Hal itu dikarenakan adanya penggunaan senjata dan peralatan militer mulai pukul 00.45 GMT, dan meminta kontrol lalu lintas udara Ukraina untuk menghentikan penerbangan.

Situs web yang menunjukkan penerbangan intelijen di atas atau di dekat Ukraina saat pihak Barat dengan sengaja menunjukkan dukungan dengan mengirimkan sinyal yang dapat dideteksi dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan ruang kosong saat pesawat pergi dan Ukraina dinyatakan sebagai zona konflik.

Pada pagi hari, lalu lintas maskapai melintasi seluruh negeri di koridor yang ramai di utara dan barat.

Penerbangan maskapai El Al dari Tel Aviv ke Toronto tiba-tiba berbelok keluar dari wilayah udara Ukraina sekitar waktu penutupannya, menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24.

BACA JUGA: Australia Resmi Berlakukan Sanksi Terhadap Rusia

Rusia mengatakan pada Kamis(24/2) bahwa mereka telah menangguhkan penerbangan domestik dari dan ke beberapa bandara di dekat perbatasannya dengan Ukraina, termasuk Rostov-on-Don, Krasnodar dan Stavropol, hingga 2 Maret.

Rusia juga telah menutup beberapa wilayah udara di sektor Rostov "untuk memberikan keamanan" bagi penerbangan sipil, demikian pemberitahuan yang dirilis kepada para penerbang.

Sebelum Ukraina diberitahu tentang pembatasan wilayah udara, Inggris, Kanada, Prancis, Italia, dan Amerika Serikat telah mengatakan kepada maskapai penerbangan mereka untuk menghindari wilayah udara tertentu di atas Ukraina timur dan Krimea. [ah/rs]