Seniman Efek Asal Surabaya, 'Dapat Tantangan Baru' Dari Film "Trolls World Tour"

Yorie Kumalasari, seniman efek untuk film Trolls 2 (dok: pribadi/DreamWorks Animation/Universal Pictures)

Bagaimana rasanya tinggal di dunia yang terbuat dari kain berbulu tebal, dengan sungai yang halus seperti kain organza? Atau air terjun dari kain kilat? Inilah tantangan baru seniman efek asal Surabaya, Yorie Kumalasari, dalam menggarap efek untuk film, "Trolls World Tour!" Tertarik nonton filmnya?

Seniman Efek asal Surabaya, Yorie Kumalasari yang bekerja untuk perusahaan DreamWorks Animation di California, kembali terlibat dalam penggarapan efek untuk film animasi terbaru Hollywood, "Trolls World Tour."

Ini merupakan film ke-2 dari film bertajuk "Trolls" yang diadaptasi dari boneka Trolls, yang dirilis tahun 2016 lalu. Film Trolls yang terbaru ini kembali menampilkan petualangan Poppy dan Branch, yang baru mengetahui tentang keberadaan suku Trolls lain, yang memiliki kecintaan terhadap aliran musik yang berbeda dari mereka.

Mereka lalu melakukan perjalanan untuk mencegah seorang ratu dari suku Trolls pecinta musik rock yang ingin memusnahkan aliran musik yang lain.

Yorie Kumalasari, seniman efek asal Surabaya di DreamWorks Animation, AS untuk film "Trolls World Tour" (Dok: Yorie Kumalasari)

Bagi Yorie yang sebelumnya ikut terlibat dalam penggarapan film “How to Train Your Dragon: the Hidden World” dan “Abominable,” ini adalah pertama kalinya ia ikut dalam penggarapan efek film Trolls, yang menurutnya cukup menantang, karena memiliki efek yang berbeda dari film-film yang pernah ia ikut garap sebelumnya. Ia dituntut untuk menciptakan dunia Trolls yang unik yang hampir seluruhnya terbuat dari beraneka ragam kain.

“Ada yang terbuat dari velts atau bahan kain tebal yang berbulu itu. Terus ada juga yang terbuat dari velvet. Terus untuk effects-nya, seperti air terjun itu tidak terbuat dari air, tapi terbuat dari tinsel atau kain kilat yang dipotong tipis-tipis. Lalu ada juga sungai itu terbuat dari kain organza, lalu ada lava atau di dalam volkano itu lavanya terbuat dari kain yang sobek-sobek. Jadi lucu juga sih,” kata Yorie Kumalasari kepada VOA belum lama ini.

Nama Yorie Kumalasari di bagian credit title film "Trolls World Tour' (dok: Yorie Kumalasari)

Karakter-karakter dalam film Trolls ini, salah satunya Poppy, sangat mungil, dengan tinggi yang hanya mencapai 10 sentimeter. Sehingga tidak mudah untuk mengerjakannya. Ditambah lagi ketika harus mengerjakan efek untuk asap, yang lain daripada yang lain.

“Bukan cuman asap biasa, karena mereka minta supaya asap itu harus ada bulu-bulunya yang bulu-bulu kain yang berterbangan juga. But it was fun to work on it, and there’s a lot of glitter for sure," ujar lulusan S1 jurusan sistem informasi dari Universitas Surabaya ini.

Meskipun penuh tantangan, yang pasti seniman efek kelahiran tahun 1981 ini sangat menikmati proses penggarapan film ini.

Jadwal Tayang "Trolls 2" Maju Karena Pandemi Virus Corona

Awalnya, film Trolls World Tour ini dijadwalkan untuk tayang tanggal 17 April di Amerika Serikat. Namun, karena bioskop-bioskop ditutup karena pandemi virus korona, akhirnya pihak distribusi, Universal Pictures, memutuskan untuk memajukan tanggal penayangannya 10 April lalu, dan mendistribusikannya lewat online di internet.

Para fans Trolls pun bisa menyewa film ini dengan harga sekitar 19 dolar AS atau setara dengan 298 ribu rupiah.

Dekorasi bertema film "Trolls World Tour" menghiasi kantor pusat DreamWorks Animation di Los Angeles, California (Dok: Yorie Kumalasari)

Tidak hanya penayangan film yang terdampak, tetapi pandemi virus corona ini juga berdampak kepada Yorie yang kini harus bekerja dari rumah. Untungnya, DreamWorks Animation sudah membekali para karyawannya dengan teknologi yang memungkinkan mereka untuk bekerja tanpa harus datang ke kantor.

“Karena virus corona di US ini, DreamWorks Animation sejak tanggal 13 Maret sudah menganjurkan kepada pegawai-pegawai untuk mulai kerja di rumah. Masih ada sebagian besar yang masih masuk kantor pada tanggal 14 (Maret), tetapi mulai hari Senin 16 Maret semua sudah diharuskan untuk tidak masuk kantor, kecuali untuk staf-staf essential saja," jelas perempuan yang juga pernah terlibat dalam penggarapan efek untuk film "Moana," "Power Rangers," dan "Hotel Artemis" ini.

Yorie Kumalasari, Effects Artists di Dreamworks Animation Studioa, California (Dok: Yorie Kumalasari)

DreamWorks Animation bukanlah satu-satunya studio animasi yang menganjurkan para pegawainya untuk bekerja dari rumah guna mengurangi penyebaran COVID-19. Perusahaan-perusahaan animasi lain di Amerika Serikat, seperti Paramount Animation, SONY Pictures Animation, Warner Bros. Animation, dan Walt Disney Animation Studios juga memberikan kebijakan yang sama terhadap karyawan mereka.

"Banyak teman yang freelance kehilangan kerjaan sekarang. Apalagi yang mengerjakan film-film live action. Untungnya Yorie mengerjakan film animasi jadi masih bisa lanjut kerja," ujar Yorie yang saat ini tengah terlibat dalam penggarapan film "Croods 2."

Yorie berharap agar vaksin untuk penyakit ini segera ditemukan dan semua bisa cepat kembali normal.