Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Kamis (13/1) meminta penangguhan beberapa aturan yang mencegah penggunaan uang di Afghanistan untuk menyelamatkan nyawa dan ekonomi sekaligus membuka jalan menuju pelepasan bersyarat cadangan mata uang asing Afghanistan yang dibekukan.
"Pendanaan internasional harus diizinkan untuk membayar gaji pekerja sektor publik, membantu lembaga-lembaga Afghanistan memberikan layanan kesehatan, pendidikan dan layanan vital lainnya," Guterres juga mengatakan kepada sejumlah wartawan di New York.
Freezing temperatures and frozen assets are a lethal combination for the people of Afghanistan.We must do even more to rapidly inject liquidity into the economy and avoid the looming meltdown that would lead to poverty, hunger and destitution for millions. pic.twitter.com/S9IA4VWaDj
— António Guterres (@antonioguterres) January 13, 2022
Sekitar $9,5 miliar cadangan bank sentral Afghanistan di luar negeri tetap diblokir terutama di Amerika Serikat sementara dukungan internasional kepada pemerintah sebelumnya berkurang sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus lalu.
"Fungsi Bank Sentral Afghanistan harus didukung dan dipertahankan, dan dibuka jalur untuk pelepasan bersyarat cadangan mata uang asing Afghanistan," Guterres menambahkan lebih lanjut.
"Kita harus berbuat lebih banyak untuk dengan cepat menyuntikkan likuiditas dana dalam perekonomian guna menghindari kehancuran yang dapat menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan kesengsaraan bagi jutaan orang," kata Sekjen PBB.
BACA JUGA: Indonesia Siapkan Dana Bangun SDM Afghanistan Terutama PerempuanKepala PBB untuk bantuan kemenusiaan, Martin Griffiths secara virtual akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Jumat (14/1).
Guterres mengatakan mereka akan membahas mekanisme yang "memungkinkan suntikan dana yang efektif ke dalam ekonomi Afghanistan." Itu juga akan "menciptakan sistem keuangan di Afghanistan yang dapat beroperasi dalam mata uang lokal." [mg/ka]