10 Tewas dalam Penembakan di Jerman, Pelaku Bunuh Diri

Polisi mengawal evakuasi orang-orang dari pusat perbelanjaan Olympia Einkaufzentrum (OEZ) di Munich, Jerman (22/7), menyusul penembakan di sana.

Polisi menyimpulkan hanya satu pria bersenjata yang terlibat, dan bahwa pelaku menembak dirinya sendiri.

Sepuluh orang tewas dan sedikitnya 10 lainnya terluka setelah penembakan terjadi di pusat perbelanjaan Olympia di Munich, Jerman, Jumat malam (22/7).

Setelah penyapuan keamanan selama berjam-jam, polisi di Munich mengatakan Sabtu pagi bahwa mereka telah menyimpulkan hanya satu pria bersenjata yang terlibat, dan bahwa pelaku menembak dirinya sendiri.

Kanselir Jerman Angela Merkel telah memerintahkan pertemuan darurat dengan dewan keamanan untuk membahas serangan ini.

Polisi Munich menggunakan Twitter untuk mendesak warga tetap berada di dalam ruangan, tidak mengunggah gambar dan video aktivitas polisi di media sosial untuk mencegah pelaku melihatnya, dan untuk menghindari spekulasi.

Di tengah perburuan terhadap para penyerang, polisi juga mendesak warga untuk menghindari tempat-tempat yang ramai.

Kereta bawah tanah, bus dan troli telah dihentikan operasinya. Perusahaan kereta api Jerman Deutsche Bahn menghentikan lalu lintas kereta ke stasiun utama Munich. Pertunjukan-pertunjukan di festival musik Tollwood di Olympiapark yang dekat dengan lokasi kejadian juga dibatalkan.

Associated Press melaporkan bahwa para anggota pasukan elit anti-terorisme Jerman GSG9 bergerak ke tempat kejadian.

Belum ada rincian siapa yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut.

"Yang kami tahu dan dapat dikatakan sekarang ini adalah bahwa ini serangan keji dan tidak manusiawi," ujar Kepala Staf Kanselir Jerman, Peter Altmaier.

"Kami tidak dapat mengesampingkan adanya kaitan dengan teroris. Kami belum dapat mengukuhkannya, tapi kami sedang menyelidiki kemungkinan tersebut."

Seorang juru bicara Kanselir Angela Merkel akan berdiskusi dengan dewan keamanan Jerman hari Sabtu menyusul penembakan ini.

Saksi Mata

Dalam sebuah tulisan di Facebook, Kepolisian Munich mengatakan para saksi melaporkan melihat tiga orang berbeda dengan senjata dekat mal itu.

Saksi Luan Zequiri mengatakan kepada N-TV Jerman bahwa ia sedang berada dekat restoran McDonald's ketika penembakan terjadi. Ia mengatakan melihat seorang pria bersenjata yang mengenakan sepatu bot dan membawa ransel meneriakkan cercaan-cercaan anti-orang asing dan bahwa "ada teriakan yang sangat keras."

"Saya melihat ke arahnya dan ia menembak dua orang di tangga," ujar Zequiri.

Setelah penembakan terjadi, para pengunjung yang terjebak di dalam gedung menelepon atau mengirim SMS kepada orang-orang terdekat untuk mengatakan mereka baik-baik saja.

Hockl Guenther mengatakan kepada Reuters bahwa istrinya mengatakan di telepon bahwa semua pintu tiba-tiba ditutup ketika penembakan terjadi dan ia melarikan diri dengan yang lainnya ke sebuah ruangan.

Polisi mengamankan daerah dekat alun-alun Stachus di Munich (22/7) menyusul penembakan yang terjadi.

AS Janjikan Dukungan

"Kita belum tahu pasti apa yang terjadi, tapi jelas simpati kita untuk mereka yang telah terluka," ujar Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih. "Kita akan memberikan semua bantuan yang diberlukan."

Di Twitter, kandidat presiden Partai Demokrat Hillary Clinton mengatakan ia memantau situasi di Munich.

"Kita bersama kawan-kawan di Jerman dalam upaya membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan," tulisnya di Twitter.

Pesaingnya, kandidat Republik Donald Trump, menggunakan Facebook untuk menyatakan dukacita kepada para korban di Munich, dan menyiratkan bahwa undang-undang imigrasi yang lebih kuat dan keamanan perbatasan yang lebih ketat -- isu-isu kunci kampanyenya -- diperlukan untuk mencegah serangan-serangan serupa di AS.

"Peningkatan terorisme mengancam hidup semua orang beradab, dan kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk mencegah mereka ada di wilayah kita," tulisnya.

Serangan Kedua dalam Seminggu

Serangan hari Jumat terjadi seminggu setelah seorang pengungsi Afghanistan berusia 17 tahun menyerang para penumpang dengan kapak di dalam kereta di Wurzburg, Jerman, melukai empat orang, sebelum polisi menembaknya sampai mati. Kelompok Negara Islam (ISIS) mengklaim tanggung jawab atas serangan tersebut.

Pada akhir Juni, ​seorang pria bertopeng melepaskan tembakan di sebuah kompleks bioskop Jerman di kota Viernheim dekat Frankfurt, melukai beberapa orang. Polisi menembaknya sampai mati setelah menyerbu kompleks itu, di mana si penembak menyandera beberapa orang. Semua yang melarikan diri tidak terluka.

Analis Stephen Szabo dari Transatlantic Academy di lembaga German Marshall Fund of the United States mengatakan kepada VOA bahwa serangan di Wuerzburg, diikuti oleh penembakan di Munich, akan kembali menyoroti kebijakan Jerman dalam menerima pengungsi dari negara-negara konflik.

Kebijakan terbuka Merkel mengenai pengungsi "sangat berbeda dengan kebijakan yang dilihat di Perancis dan Belgia," ujar Szabo. "...Hal ini berarti perpecahan politik akan cukup kuat terhadap Merkel dan kebijakan pintu terbukanya."

Szabo juga mengatakan bahwa dua serangan itu dapat menjadi indikasi sulitnya masa yang akan datang.

"Hal ini dapat menjadi awal ancaman teroris internal serius di Jerman, yang mereka sudah perkirakan," katanya. "Semua orang memperkirakan sesuatu akan terjadi di Jerman dalam setahun terakhir." [hd]