Satelit AS Siap Diluncurkan untuk Monitor Udara Angkasa

Para petugas memeriksa roket Falcon 9 SpaceX di lokasi peluncuran di Pangkalan Angkatan Udara Cape Canaveral, Florida, 9 Februari 2015.

Satelit AS baru siap diluncurkan ke angkasa pada hari Selasa (10/2) untuk memonitor cuaca angkasa dan mengawasi bila ada badai matahari yang mengancam.

Lepas landas pesawat AS yang dinamai Deep Space Climate Observatory, atau DSCOVR, awalnya direncanakan pada hari Minggu (8/2) tapi ditunda karena ada masalah dengan radar yang diperlukan untuk melacak roket selama peluncuran.

Satelit tersebut akan meluncur dari Cape Canaveral, Florida ke suatu titik di angkasa yang jaraknya tiga kali lebih jauh daripada bulan di mana tarikan gravitasi matahari dan bumi menghapus kedua gravitasi tersebut. Dari lokasi itu, satelit ini akan mendokumentasikan aliran partikel matahari terus-menerus dan memberitahu para ahli cuaca satu jam sebelumnya apabila ada badai matahari yang bisa merusak. Badai-badai tersebut bisa menonaktifkan jaringan listrik, mematikan satelit dan mengganggu sinyal GPS.

Proyek yang menelan biaya 340 juta dolar tersebut adalah upaya gabungan dari beberapa badan pemerintah AS, termasuk NASA, National Oceanic and Atmospheric Administration, dan Angkatan Udara.

Satelit tersebut diluncurkan ke angkasa oleh perusahaan swasta SpaceX, yang mempunyai kontrak dengan NASA. Perusahaan yang berbasis di California tersebut juga bersiap-siap untuk kepulangan kapal kargo dari Stasiun Angkasa Internasional pada hari Selasa (10/2). Para pejabat dari SpaceX mengatakan mereka sudah siap untuk kedua aktivitas tersebut.

Perusahaan milik milyarder Elon Musk, mempunyai tujuan menggunakan kembali roket-roketnya dan setelah peluncuran DSCOVR akan mencoba lagi pada hari Selasa (10/2) untuk menemukan roketnya dari Samudera Atlantik.