Rusia Tentukan Syarat sebelum Restui Pemilu di Ukraina

Juru bicara pemerintah Rusia Dmitriy Peskov (kiri) menuntut Ukraina menghentikan operasi militer terhadap militan pro-Rusia, Rabu 7/5 (foto: dok).

Juru bicara pemerintah Rusia hari Rabu (7/5) mengumumkan syarat-syarat sebelum Moskow bersedia merestui pilpres di Ukraina.
Juru bicara pemerintah Rusia merinci syarat-syarat agar negara itu merestui pemilihan presiden Ukraina mendatang, hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak separatis pro-Rusia di Ukraina timur agar menunda referendum pemisahan diri hari Minggu.

Situs Slon.ru mengutip Dmitry Peskov, jurubicara Putin, hari Rabu (7/5) mengatakan jika para pendukung “federalisasi” di Ukraina timur menuruti permintaan Putin agar menunda referendum itu dan jika Ukraina menghentikan operasi militer terhadap militan pro-Rusia lalu memulai dialog, maka pemilu presiden Ukraina yang dijadwalkan tanggal 25 Mei bisa dilangsungkan secara sah.

Peskov menambahkan Rusia tidak akan bernegosiasi dengan pihak berwenang Ukraina, dan usul Putin agar menunda referendum “bukanlah demi pemerintah Ukraina melainkan demi semua rakyat Ukraina,” menurut situs tersebut.

Sebelumnya hari Rabu, Putin mendesak separatis pro-Rusia di Ukraina timur agar menunda referendum pemisahan diri dan mengatakan hal itu demi “menciptakan kondisi yang diperlukan untuk berdialog” dengan pemerintah Ukraina.

Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk menyebut himbauan Putin agar menunda referendum itu sebagai “omong kosong.”

Putin menyerukan agar penguasa Ukraina segera menghentikan yang disebutnya ‘operasi militer dan penghukuman’ di Ukraina tenggara. Putin juga berkeras pasukan militer Rusia telah ditarik mundur dari perbatasan dengan Ukraina.

Namun, Gedung Putih hari Rabu mengatakan “belum ada bukti yang menunjukkan penarikan mundur.” Seorang pejabat NATO juga mengatakan kepada VOA bahwa aliansi militer Barat itu “belum melihat indikasi perubahan posisi pasukan militer Rusia disepanjang perbatasan dengan Ukraina.”