PM Ukraina: Rusia Tak akan Biarkan Ukraina Damai

PM Arseniy Yatsenyuk mengatakan bahwa Rusia tak akan membiarkan Ukraina damai (foto: dok).

PM Arseniy Yatsenyuk hari Rabu (17/9) meminta militer Ukraina agar tetap siaga meskipun tercapai gencatan senjata di Ukraina timur.

Perdana Menteri Ukraina hari Rabu (17/9) meminta militer negara itu agar tetap dalam posisi “siap tempur” meskipun telah tercapai gencatan senjata di Ukraina timur, sementara pertempuran di kota terbesar di kawasan itu menewaskan dua warga sipil.

Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk mengatakan dalam rapat Kabinet, meskipun kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani 5 September itu “perlu” guna menghentikan pertempuran antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Pertahanan Ukraina tidak boleh lengah, karena menurutnya “Rusia pasti tidak akan membiarkan Ukraina damai atau stabil.”

Aliansi pertahanan Atlantik Utara NATO hari Selasa mengatakan “sekitar 1.000” tentara Rusia masih berada di Ukraina timur. Banyak pengamat yakin intervensi militer langsung Rusia ikut membantu separatis menang atas pasukan Ukraina.

Sementara itu, pejabat kota Donetsk yang dikuasai pemberontak mengatakan dua warga sipil tewas dan tiga lainnya cedera hari Rabu akibat serangan artileri terhadap sebuah kompleks perumahan. Jumlah korban warga sipil terus meningkat di sana meskipun ada gencatan senjata.

Ini adalah laporan pertama jatuhnya korban sipil sejak parlemen Ukraina hari Selasa mengesahkan otonomi temporer bagi kawasan Donetsk dan Luhanks yang saat ini dikuasai pemberontak. Parlemen juga mengesahkan UU yang memberikan amnesti bagi pemberontak, kecuali orang-orang yang dituduh melakukan “kejahatan serius.”

Kedua UU baru itu, yang diusulkan Presiden Ukraina Petro Poroshenko, bertujuan mengakhiri pemberontakan selama lima bulan ini yang telah menewaskan sekitar 3.000 orang dan melumpuhkan Ukraina secara politik dan ekonomi.