Rudal Pemberontak Houthi Hantam Kilang Minyak Arab Saudi di Jeddah

  • Associated Press

Fasilitas minyak di Jubeil, sekitar 600 kilometer dari Riyadh, Arab Saudi, 3 Mei 2009. (Foto: AP)

Pemberontak Yaman, Houthi, mengatakan mereka menyerang fasilitas kilang minyak Saudi di kota pelabuhan Jeddah pada Senin (23/11) pagi dengan rudal jelajah baru. Penyerangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah pihak kerajaan selesai menjadi tuan rumah KTT G20 secara virtual.

Associated Press, Selasa (23/11), melaporkan kerajaan mengakui serangan itu beberapa jam kemudian. Video ledakan kecil di fasilitas Saudi Arabian Oil Co. di Jeddah telah beredar di media sosial sepanjang hari dan foto satelit mengkonfirmasi kerusakan di situs tersebut.

Seorang pejabat Kementerian Energi yang tidak disebutkan namanya mengatakan sebuah proyektil menghantam tangki bahan bakar di stasiun distribusi Jeddah dan menyulut api sekitar pukul 03.50 waktu setempat.

Kolonel Turki al-Maliki, juru bicara koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi yang didukung Iran di Yaman, menyalahkan para pemberontak atas "serangan pengecut yang tidak hanya menargetkan kerajaan, tetapi juga menargetkan pusat saraf pasokan energi dunia dan keamanan ekonomi global."

Jenderal Yehia Sarie, juru bicara militer Houthi, mencuit pada Senin (23/11) pagi bahwa pemberontak menembakkan rudal jelajah Quds-2 baru di fasilitas itu. Dia mengunggah gambar citra satelit yang cocok dengan tangki-tangki Aramco di Jeddah

BACA JUGA: Saudi Klaim Gagal Serangan Iran Terhadap Fasilitas Minyaknya

Fasilitas itu berada tepat di tenggara Bandara Internasional King Abdulaziz Jiddah, sebuah lapangan terbang utama yang menangani jemaah haji Muslim yang masuk dalam perjalanan ke Mekah terdekat.

Sebuah foto satelit dari Planet Labs Inc. yang kemudian diterbitkan oleh TankerTrackers.com menunjukkan kerusakan pada salah satu tangki di pabrik massal dan apa yang tampak seperti busa pencegah kebakaran di tanah di dekatnya.

Saudi Aramco, raksasa minyak kerajaan yang sekarang sebagian dari nilainya yang diperdagangkan secara publik di pasar saham, tidak menanggapi permintaan komentar. Sahamnya sedikit naik pada Senin (32/11) di bursa saham Tadawul Riyadh karena harga minyak mentah tetap stabil di atas $ 40 per barel.

Serangan tersebut terjadi tepat setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke kerajaan untuk melihat Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sebuah pertemuan yang dilaporkan juga dihadiri oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Kerajaan itu juga baru saja menjadi tuan rumah KTT G-20 tahunan, yang berakhir Minggu (22/11).

Koalisi yang dipimpin Saudi telah memerangi Houthi sejak Maret 2015, beberapa bulan setelah pemberontak merebut ibu kota Yaman, Sanaa. Perang telah menemui jalan buntu sejak itu, sementara Arab Saudi menghadapi kritik internasional atas serangan udaranya yang menewaskan warga sipil. [ah/au]