Riset Ulas Mengapa Perempuan Jarang Minati Sains

  • Nancy Steinbach

Dua penelitian di Amerika berusaha menjawab pertanyaan mengapa perempuan jarang meminati bidang-bidang sains dan ilmu pasti.

The American Association of University Women keluar dengan laporan Why So Few?

Dua penelitian baru menyelidiki mengapa lebih sedikit perempuan yang belajar atau bekerja dalam bidang yang di Amerika dikenal dengan istilah STEM, yang terdiri dari sains, teknologi, engineering atau ilmu teknik, dan matematika.

The American Association of University Women mengamati penelitian yang sudah ada. Laporan itu, yang disebut 'Why So Few?,' juga merekomendasikan cara-cara menarik minat lebih banyak perempuan ke dalam bidang STEM. Para peneliti menemukan bahwa faktor budaya dan lingkungan menyebabkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam bidang tersebut.

Peneliti Christianne Corbett mengatakan, di hampir semua negara, kecuali Islandia dan Thailand, lebih banyak anak laki-laki yang mendapat nilai matematika sangat tinggi di bandingkan dengan anak perempuan.

Penelitian lainnya dilakukan oleh perusahaan Campos untuk perusahaan Bayer di Amerika. Penelitian itu bertanya kepada lebih dari seribu perempuan dan anggota minoritas dari American Chemical Society tentang pengalaman mereka. Tujuh puluh tujuh persen mengatakan tidak banyak perempuan dan kelompok minoritas bekerja dalam bidang-bidang STEM saat ini. Direktur Eksekutif Bayer Amerika, Rebecca Lucore mengatakan penelitian yang dilakukannya menunjukkan hasil yang hampir sama.

Penelitian berjudul 'Why So Few?' berusaha menjawab pertanyaan mengapa sedikit perempuan berminat dengan bidang-bidang sains dan ilmu pasti.

Menurut Rebecca, “Ada yang mengatakan ketertarikan mereka kepada sains dimulai sebelum umur 11 tahun. Jadi kita perlu program yang benar-benar menyuguhkan sains kepada anak-anak di sekolah dasar”.

Tapi, mengapa sangat penting bagi anak perempuan dan perempuan untuk terlibat dalam ilmu pengetahuan?

Menurut Christianne Corbett, “Meningkatnya keanekaragaman profesi membuat produk dan sains lebih baik, pada umumnya. Memperluas dan membangun tenaga kerja dalam bidang sains dan enjinering penting bagi inovasi, produksivitas, dan daya saing negara ini”.

Rebecca mengatakan profesi sains perlu kualitas tenaga kerja yang lebih baik. Menurutnya, karir apapun yang kita minati, yang penting kita harus mampu berfikir kritis dan kreatif, maupun bekerja dalam kelompok, menyesuaikan diri dengan perubahan, karena hal-hal ini penting untuk kita semua.