RIM Ganti Nama, Luncurkan 2 Seri BlackBerry

Presiden dan CEO Research in Motion (RIM) Thorsten Heins meluncurkan dua Blackberry 10 di New York (30/1). (Reuters/Shannon Stapleton)

Research In Motion Ltd. (RIM) berganti nama sesuai produknya, Blackberry, dan meluncurkan dua produk baru dengan sistem operasi Blackberry 10.
Setelah ditunda sekian lama, perusahaan Kanada Research In Motion Ltd. (RIM) meluncurkan dua seri telepon dengan sistem Blackberry 10 barunya: Q10 yang memakai papan ketik, dan Z10 dengan dengan papan ketik layar sentuh.

RIM juga mengubah nama perusahaan yang telah dipakai sejak berdiri pada 1985 itu menjadi Blackberry untuk mempertahankan merek tunggal.

CEO RIM Thorsten Heins menjadi tuan rumah peluncuran produk tersebut di New York, Rabu (30/1). Video acara juga dapat dilihat di acara-acara RIM lainnya di Toronto, London, Paris, Dubai, Johannesburg, New Delhi and Jakarta, Indonesia.

Awalnya, RIM mengatakan bahwa Blackberry 10 akan diluncurkan awal 2012, namun perusahaan mengubahnya menjadi akhir 2012, dan kemudian awal 2013.

Blackberry 10 ini akan bersaing dengan iPhone dari Apple dan telepon lainnya yang menggunakan teknologi Android, keduanya memiliki penjualan jauh di atas Blackberry.

RIM menjanjikan kecepatan yang lebih tinggi dengan produk baru ini, pengalaman mengetik yang lebih baik dan kemampuan untuk memisahkan identitas personal dan pekerjaan dalam telepon yang sama. Selain itu ada fitur-fitur baru, seperti perpustakaan aplikasi yang besar, termasuk untuk layanan-layanan seperti Skype dan permainan populer Angry Birds.

Blackberry Z10 akan lebih dulu dijual, diawali di Inggris Kamis ini, sementara pasar Amerika Serikat baru mendapatkannya Maret. Model Q10, dengan papan ketik yang lebih kecil, akan diluncurkan secara global pada April. Harga di Amerika sekitar US$199 untuk dua tahun kontrak berlangganan telepon.

Sebagian besar analis dan pengulas menyambut baik produk baru ini, yang menurut mereka memberi harapan bagi RIM, namun mungkin sulit baginya untuk kembali ke masa kejayaan. (AP/Reuters)