Ribuan Orang Diperkirakan Ikuti Salat Jumat di Selandia Baru

  • Associated Press

Para pelayat mengusung jenazah korban penembakan masjid, yang terjadi pada 15 Maret, untuk dimakamkan di Pemakaman Memorial Park di Christchurch, Selandia Baru, 20 Maret 2019.

Ribuan orang diperkirakan akan mengikuti salat Jumat (22/3) mendatang yang akan dipimpin oleh imam dari salah satu masjid yang diserang oleh seorang pelaku supremasi kulit putih.

Imam Gala Fouda, dikutip oleh kantor berita Associated Press, mengatakan ia memperkirakan sekitar tiga hingga empat ribu orang akan datang mengikuti salat Jumat nanti, termasuk yang datang dari luar negeri. Selain mengikuti salat Jum’at bersama komunitas Muslim di Kota Christchurch, mereka juga akan mengikuti upacara pemakaman para korban.

Ditambahkannya, ia sudah membahas rencana salat Jumat itu dengan para pejabat kota dan anggota parlemen. Salat Jumat itu akan dilangsungkan di Hagley Park, satu ikon kota itu yang terletak di seberang Masjid Al Noor di mana sedikitnya 42 orang tewas dibunuh. Anggota-anggota Masjid Linwood, di mana sedikitnya tujuh orang tewas, juga akan datang.

Sejumlah pekerja sudah memulai perbaikan Masjid Al Noor. “Mereka akan mengubur karpet masjid karena penuh darah dan sudah terkontaminasi,” ujar Fouda. Ditambahkan, ia berharap masjid itu akan dibuka kembali minggu depan. Sebagian pekerja menawarkan diri untuk memperbaiki masjid itu secara cuma-cuma. “Dukungan warga Selandia Baru sangat luar biasa,” ujarnya haru.

Fouda baru saja menyelesaikan khutbah Jumat dalam bahasa Arab dan sedang melanjutkan terjemahan dalam bahasa Inggris, ketika seorang laki-laki bersenjata memasuki masjid dan menembaki jemaah secara membabibuta.

Dalam perkembangan lainnya, dua jenazah lagi dimakamkan pada Kamis (21/3), yaitu Sayyad Ahmad Milne, siswa SMA Cashmere berusia 14 tahun, yang dikenal sebagai penjaga gawang sepak bola yang mahir, dan Tariq Rashid Omar yang baru saja lulus SMA dan menjadi pelatih sepak bola beberapa tim. Omar yang berusia 24 tahun juga bermain dalam tim sepak bola pada musim panas lalu.

Dalam pesan di Facebook, Direktur Christchurch United Football Club Academy Collin Williamson menggambarkan Omar sebagai “sosok yang luar biasa, berhati baik dan mencintai profesinya sebagai pelatih.”

Sementara itu sebagian keluarga korban yang tewas dalam insiden penembakan mengerikan itu masih menunggu kabar dari otorita berwenang kapan dapat mengambil jenazah anggota keluarga mereka untuk dikebumikan. Komisaris polisi Mike Bush mengatakan mereka secara resmi telah mengidentifikasi 21 jenazah dan mengizinkan keluarga untuk mengambilnya. Berdasarkan tradisi Islam, orang harus segera dimakamkan begitu meninggal.

Polisi pada Rabu (20/3) mengatakan mereka yakin pelaku penembakan, Brenton Harrison Tarrant, sedang dalam perjalanan ke masjid ketiga ketika petugas menangkapnya. Warga Australia berusia 28 tahun itu menyiarkan secara langsung penembakan yang dilakukannya melalui Facebook dan di dalam manifesto yang ditinggalkannya, ia mengatakan berencana menyerang tiga masjid. [em]