10 Ribu Orang Lebih Mengungsi Sejak Operasi Mosul

Warga Irak mengungsi dari kota Mosul untuk menghindari pertempuran antara pasukan Irak dan militan ISIS, Selasa (25/10).

Organisasi Migrasi Internasional mengatakan lebih dari 10 ribu orang warga Irak telah mengungsi sejak awal operasi untuk merebut kembali kota Mosul di Irak utara dari militan ISIS.

Operasi untuk merebut kembali kota Mosul, yang melibatkan pasukan pemerintah Irak, lasykar Kurdi, suku-suku yang beragama Muslim Sunni dan milisi Syiah, dimulai pekan lalu dan sebegitu jauh telah merebut kota-kota kecil dan desa-desa yang mengelilingi kota kedua terbesar Irak itu.

PBB memperingatkan pekan lalu bahwa sampai sebanyak 200 ribu orang mungkin akan mengungsi dalam pekan-pekan awal pertempuran untuk merebut Mosul, dan bahwa organisasi-organisasi kemanusiaan pada awalnya akan dapat melayani kira-kira 70 ribu orang yang membutuhkan pertolongan.

Kementerian pengungsian dan migrasi Irak mengatakan hari Rabu (26/10) bahwa jumlah yang mengungsi sedang meningkat, dan bahwa hari Selasa ada gelombang besar 3.300 orang dalam apa yang dianggap jumlah terbesar orang yang melarikan diri dari perang sejak operasi Mosul dimulai.

PBB mengatakan hari Selasa mereka telah mendapat laporan awal mengenai pembunuhan sewenang-wenang dan eksekusi sumir oleh lasykar ISIS di sekeliling Mosul, termasuk militan yang menggunakan kaum sipil sebagai perisai manusia.

Jurubicara hak azasi PBB, Rupert Colville mengatakan kepada para wartawan di Jenewa laporan tersebut belum sepenuhnya diperiksa kebenarannya, tetapi termasuk pembunuhan oleh ISIS 50 orang mantan polisi Irak yang mereka tahan dalam sebuah gedung di pinggir Mosul, dan di desa Safina mengenai lasykar yang membunuh 15 orang sipil dan melemparkan mayat mereka ke sungai. [gp]