REM Kecam Kampanye Trump Karena Gunakan Lagunya

Bakal calon presiden Republik Donald Trump berbicara dalam pawai yang diselenggarakan oleh Tea Party Patriots di depan gedung parlemen di Washington, 9 September 2015, untuk menentang kesepakatan nuklir dengan Iran.

Musik kerap dimainkan dalam kampanye-kampanye politik di Amerika, tapi kadang-kadang para seniman tidak terlalu senang lagunya diasosiasikan dengan politisi.

Pada hari Rabu, band rock alternatif R.E.M. menyatakan kemarahannya karena lagunya yang dibuat pada tahun 1987, It’s The End of the World as We Know it (And I Feel Fine) dimainkan saat bakal calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump menaiki panggung dalam pawai "Hentikan Kesepakatan dengan Iran" di luar gedung parlemen AS.

Tokoh konservatif lainnya, termasuk bakal calon dari Partai Republik lainnya Ted Cruz, juga hadir di acara tersebut.

'Jangan gunakan musik kami'

Vokalis R.E.M. Michael Stipe mengeluarkan jawaban keras, melalui Twitter basis Mike Mills. "Jangan gunakan musik kami atau suara saya untuk sandiwara kampanye tolol Anda," ujarnya.

Band itu kemudian mengeluarkan pernyataan resmi.

"Kami tidak memberikan wewenang atau membenarkan musik kami digunakan di acara politik, dan meminta para kandidat berhenti melakukan hal ini, namun kami ingin mengingatkan ada hal yang lebih penting yang dipertaruhkan," kata R.E.M. "Media dan warga Amerika yang memilih harus memperhatikan hal yang lebih penting dan tidak membiarkan politisi mengalihkan perhatian kita dari masalah-masalah penting yang kita hadapi dan kampanye yang sedang berlangsung."

Awal tahun ini, Trump membuat kesal musisi Neil Young, yang mengatakan Trump tidak mempunyai izin untuk memainkan lagu Rockin’ in the Free World ketika ia mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden.

"Neil Young, seorang warganegara Kanada, adalah pendukung (calon Demokrat) Bernie Sanders untuk menjadi presiden Amerika," tulis pernyataan dari perusahaan manajemen Young.

Trump lalu menjawab di Twitter, dan mengatakan Young hipokrit, dan menyebutkan bahwa Neil Young meminta uang untuk lagunya.

Trump tidak pernah menggunakan lagu-lagu Young lagi sejak saat itu.

Contoh-contoh lain

Ada puluhan kasus serupa, sebagian besar melibatkan calon Republik.

Dalam minggu ini saja, anggota band rock Survivor keberatan lagunya Eye of the Tiger digunakan dalam kampanye yang menampilkan bakal calon Republik, Mike Huckabee memperkenalkan Kim Davis, pegawai catatan sipil yang dipenjara karena menolak mengeluarkan surat nikah bagi pasangan sesama jenis.

"Saya tidak suka menggabungkan rock and roll dengan politik; tidak pantas disandingkan bersama," kata Sullivan pada majalah Rolling Stone.

Awal tahun ini, band Dropkick Murphys mengecam Gubernur Wisconsin dan bakal calon presiden Republik, Scott Walker, yang diiringi lagu I'm Shipping Up to Boston ketika muncul di acara itu.

Dalam sebuah kasus yang melibatkan calon Demokrat yang jarang terjadi, penyanyi soul Sam Moore mengatakan bakal calon presiden saat itu, Barack Obama pada tahun 2008 untuk tidak memainkan lagu Sam and Dave Hold On, I'm Comin'.

"Saya tidak setuju untuk mendukung Anda menduduki posisi tertinggi di negara ini...Suara saya adalah urusan yang sangat pribadi antara saya dan kotak suara," kata Moore.

Berhenti

Pada banyak kasus-kasus ini, politisi setuju untuk berhenti menggunakan lagu seorang musisi bila mereka keberatan keras atau mengeluarkan surat meminta berhenti.

Pada tahun 2012, bakal calon wakil presiden Republik Paul Ryan menggunakan lagu Twisted Sister We're Not Gonna Take It dalam kampanye.

Vokalis utama bank tersebut Dee Snider mengecam penggunaan lagu tersebut oleh Ryan.

Dalam sebuah jawaban email kepada Politico, seorang juru bicara Ryan mengatakan, "Kami tidak akan memainkan lagu itu lagi."