Serangan anti-Muslim di Selandia Baru mengejutkan penduduk setempat.
"Ini adalah sesuatu yang benar-benar tidak terduga," kata Chelsea Daniels dari Newstalk BZ, stasiun radio yang berbasis di Auckland, Selandia Baru.
"Kami mendengar ekstremis semacam ini di Australia, timbul dan tenggelam. Tapi kami tidak mengalami hal seperti ini di Selandia Baru, itulah sebabnya warga sangat terkejut," katanya kepada VOA dalam wawancara telepon.
Ia mengatakan peristiwa di luar negeri mungkin telah memicu keinginan Tarrant untuk melakukan serangan ini, "tetapi ia bertindak sendiri dalam merencanakan ini.
"Christchurch, tempat dimana serangan itu terjadi, punya komunitas Muslim kecil sekitar 1.000 orang. Secara keseluruhan, Muslim jumlahnya sekitar satu persen dari populasi Selandia Baru sebanyak 5 juta," tambahnya.
BACA JUGA: PM Selandia Baru Sebut Penembakan di Masjid Salah Satu Hari Paling Kelam"Saya sedang bekerja ketika mendengar mengenai penembakan itu," kata Mohammed Basharati, seorang Muslim Kurdi dari Iran yang tinggal di Christchurch.
"Saya langsung berpikir itu adalah tindakan ekstremis Islam, karena kita tidak akan pernah memikirkan kejahatan berdasarkan kebencian ini terjadi di Selandia Baru," katanya kepada VOA.
Basharati menambahkan sejak pindah ke Selandia Baru hampir dua dekade lalu, ia belum "mengalami diskriminasi apa pun karena agamanya”. "Kami mengecam kekerasan dan kebencian dalam bentuk apa pun dan bersama seluruh Selandia Baru merasakan kesedihan mendalam bagi mereka yang terkena dampak peristiwa mengerikan ini," kata Komisi Hak Asasi Manusia Selandia Baru dalam sebuah pernyataan setelah serangan itu. (my)