Reaksi AS terhadap 9/11 Rusak Citra Amerika di Mata Dunia Islam

  • Brian Padden

Para anggota dewan Shura kelompok Ikhwanul Muslimin berkumpul di depan markas besar kelompok ini di Kairo (foto: dok). Banyak kalangan menganggap Amerika kurang berbuat banyak untuk mendukung gerakan pro-demokrasi di negara-negara Muslim.

Sebagian besar warga Muslim di seluruh dunia mengutuk serangan 11 September tersebut. Tapi, kebanyakan menganggap reaksi AS terhadap serangan teror tersebut lebih buruk daripada serangan 11 September itu sendiri.

Sepuluh tahun telah berlalu sejak serangan teroris 11 September di Amerika Serikat, yang sejak itu mencuatkan perhatian terhadap hubungan antara AS dengan dunia Islam.

Sebagian besar warga Muslim di seluruh dunia mengutuk serangan 11 September tersebut. Tapi, kebanyakan menganggap reaksi AS terhadap serangan teror tersebut lebih buruk daripada serangan 11 September itu sendiri. Perang yang masih berkecamuk di Afghanistan dan Irak. Campur tangan NATO di Libya. Dan dukungan bagi rezim-rezim yang mengatasnamakan ancaman bahaya terorisme untuk membenarkan penindasan terhadap rakyatnya.

Terlalu sering hal-hal tersebut menggagalkan upaya-upaya Amerika mengangkat nilai-nilai kebebasan dan demokrasi, menurut Steven Kull, Direktur Program Sikap terhadap Kebijakan Internasional (Program on International Policy Attitudes) di Universitas Maryland.

"Ada sisi buruk Amerika yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dan dilihat sebagai tidak ramah terhadap Islam, siap untuk menggunakan kekuatan militer tanpa mengindahkan hukum internasional dan bertentangan dengan prinsip demokrasi," ujar Kull.

Mesir

Esam El-Erian adalah pemimpin kelompok konservatif Ikhwanul Muslimin di Mesir, sebuah kelompok yang sebelumnya dilarang karena menentang pemerintah diktatorial Hosni Mubarak.

Ia berpandangan bahwa operasi militer AS telah menewaskan lebih banyak orang biasa dibandingkan dengan para teroris, dan bahwa penggunaan kekuatan militer oleh Amerika telah gagal menghasilkan stabilitas dan demokrasi di negara-negara Muslim.

"Di Afghanistan, mereka gagal membangun negara tersebut. Di Irak, mereka gagal membangung model demokrasi," ujar El-Erian.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa upaya Presiden Barak Obama untuk merangkul dunia Islam hanya berdampak kecil untuk merubah pandangan negatif terhadap Amerika.

Indonesia

Indonesia merupakan perkecualian yang langka sebagai negara berpopulasi mayoritas Muslim yang berpandangan positif terhadap Amerika Serikat

Fakta bahwa Presiden Obama tinggal di Indonesia di masa kecilnya, dan bahwa negara ini telah melalui kemajuan dari sisi demokrasi secara signifikan serta Indonesia juga telah merasakan tindak terorisme, membuat pandangan masyarakat Indonesia terhadap AS lebih positif.

Walaupun demikian, berbagai kelompok minoritas yang vokal di Indonesia menentang kebijakan AS militer, dan hubungan AS dengan Israel. Tahun lalu, serangan mematikan Israel terhadap armada aktivis perdamaian memicu protes di Jakarta.

"Presiden Obama harus mencegah Israel melakukan hal tersebut, dan tidak melindungi atau menutup-nutupi kelakuan Israel," ujar Sahid Sundana, seorang mahasiswa Universitas Indonesia.

Tunisia

Di Tunisia, banyak yang mengeritik AS karena tidak menawarkan cukup dukungan bagi kelompok-kelompok pro-demokrasi, tapi ada pula yang mampu mendeteksi perubahan kebijakan Amerika.

"Amerika mulai tertarik pada Tunisia. Saya merasa mereka akan mulai membantu Tunisia," ujar salah seorang warga.

Steven Kull menambahkan bahwa rencana AS untuk menarik mundur pasukan dari Irak dan Afghanistan, dan dukungan Amerika bagi perdamaian di Israel dan Palestina dapat memperbaiki persepsi warga Muslim terhadap Amerika. Tapi, menurutnya, Amerika juga harus bekerjasama dengan Ikhwanul Muslimin dan kelompok-kelompok Islam lain.

"Amerika akan harus menjadi bagian dari proses demokrasi yang berlangsung di dunia Ilsam. Dan, AS harus bersikap lebih mendukung gerakan-gerakan tersebut, dan bukannya bersikap curiga," ujar Kull.

Menteri Luar Negeri Hillary Clinton telah mengindikasikan bahwa AS telah siap mengambil langkah ke arah itu dan merangkul Ikhwanul Muslimin di Mesir, tetapi Esam El-Erian mengatakan sejauh ini, belum ada kontak dari perwakilan AS.

Sepuluh tahun telah berlalu sejak serangan teroris 11 September 2001 dan sikap warga Muslim terhadap Amerika tetap menjadi korban perang melawan terorisme.