Ratusan Mahasiswa Hong Kong Bentrok dengan Polisi

Ken Tsang (tengah) anggota partai politik pro-demokrasi lokal, dibawa oleh polisi berpakaian preman menyusul bentrokan demonstran dengan polisi di Hong Kong (15/10).

Polisi menggunakan seprotan air merica dan pentungan, dan dalam beberapa insiden meninju dan mendorong demonstran ke tanah dalam bentrokan Rabu pagi (15/10).

Ratusan polisi anti-huru-hara di Hong Kong telah bentrok dengan pemrotes dalam operasi untuk mengusir mahasiswa yang menghambat jalan penting dekat markas-besar pemerintah.

Polisi menggunakan seprotan air merica dan pentungan, dan dalam beberapa insiden meninju dan mendorong demonstran ke tanah dalam bentrokan Rabu pagi (15/10) di daerah Admiralty.

Pernyataan polisi mengatakan 45 orang ditangkap, menambahkan bahwa empat polisi juga menderita cedera, termasuk tulang bahu yang terkilir, mata yang ditonjok, dan luka memar.

Pemrotes menyerbu terowongan jalan Lung Wo setelah polisi membersihkan barikade lain di tempat demonstransi lain dalam dua hari ini, langkah yang mereka katakan bertujuan untuk membebaskan jalan yang dihambat oleh demonstrasi.

Seorang demonstran berusia 22 tahun, Samuel Lam, mengatakan ia berharap penghambatan jalan akan memaksakan konsesi dari pemerintah, yang tidak mau memenuhi tuntutan pemrotes atas reformasi pemilu.

Polisi mengatakan mereka ber-reaksi dengan damai dalam operasi pagi hari untuk membersihkan terowongan, tetapi video yang direkam oleh media setempat menunjukkan bahwa bukan itu yang terjadi.

Satu stasiun televisi Hong Kong, TVB, hari Rabu menayangkan video yang menunjukkan 6 polisi berpakaian preman menyeret seeorang pemrotes yang diborgol dan tidak bersenjata melalui gerbang yang gelap sebuah gedung, dimana mereka berkalikali menendang dan meninju-nya selama 4 menit.

Kepala keamanan daerah itu, Lai Tung-kwok, kemudian memberitahu wartawan bahwa polisi yang terlibat dalam insiden itu telah dialih-tugaskan dan bahwa penyelidikan sedang berjalan.

Operasi itu adalah tanggapan polisi yang paling berat sejak September, ketika pihak berwenang berusaha tetapi gagal membubarkan protes dengan menggunakan semprotan air-pedas dan gas air mata, tindakan yang membantu mendapat dukungan bagi protes tersebut.