Rancangan Final Kesepakatan Iklim Bersejarah Dirilis

Sekjen PBB Ban Ki-moon (kanan) dan Menteri Luar Negeri Perancis dan Presiden PBB untuk Konferensi Perubahan Iklim (COP21) Laurent Fabius, memberikan keterangan pada media di Paris (12/12).

Para perunding yang bertemu dalam konperensi iklim di Paris yang sudah lama ditungu-tunggu telah mengeluarkan sebuah rancangan final mengenai rencana ambisius untuk memperlambat pemanasan global, menyusul hampir dua pekan perundingan yang alot.

Rancangan yang dirilis Sabtu pagi (12/12) itu masih harus mendapat persetujuan akhir dari para delegasi lebih dari 90 negara pada konferensi itu. Para diplomat memperkirakan disetujui atau tidaknya rancangan itu paling cepat bisa diketahui selepas tengah hari.

Menyebut kesepakatan iklim itu sebagai sebuah titik balik sejarah, Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius mengatakan, proposal itu akan membatasi pemanasan global hingga di bawah dua derajat Celsius, dan bahkan mungkin hingga serendah 1,5 derajat Celsius.

Fabius juga mengatakan, kesepakatan itu akan secara hukum mengikat dan menetapkan evaluasi setiap lima tahun bagi rencana masing-masing negara untuk mengatasi pemanasan global. Fabius mengatakan, kesepakatan itu akan membutuhkan sedikitnya 100 miliar dolar setiap tahunnya untuk membantu mendanai usaha-usaha mengatasi perubahan iklim di negara-negara berkembang.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan kepada para delegasi konferensi iklim itu, tiba saatnya untuk mengakui bahwa kepentingan nasional akan lebih terjaga bila bertindak sesuai kepentingan dan solidaritas global.

Presiden Perancis Francois Hollande juga mendorong delegasi untuk mendukung rancangan kesepakatan itu. Ia mengatakan, kesepakatan itu memberi manfaat besar bagi kemanusiaan. [ab]