Rakyat Skotlandia Pilih Tetap Bersama Inggris

Para pendukung persatuan dengan Inggris berseru senang dengan hasil referendum yang memihak mereka, di Glasgow (19/9). (Reuters/Dylan Martinez)

Hasil pemungutan suara tersebut membuat lega Inggris dan para sekutu di seluruh dunia yang khawatir dengan prospek pemisahan Inggris Raya.

Rakyat Skotlandia menolak kemerdekaan dalam referendum bersejarah yang mengancam perpecahan Inggris Raya, menyebabkan pergolakan finansial dan mengurangi pengaruh global Inggris.

Rakyat Skotlandia memilih tetap mempertahankan kesatuan dengan Inggris yang telah berjalan selama 307 tahun ini lewat referendum bersejarah hari Jumat (19/9).

Penghitungan suara keseluruhan menunjukkan 55,3 persen pemilih mendukung tetap menjadi bagian dari Inggris dibandingkan dengan 44,7 persen yang menginginkan kemerdekaan, perbedaan jumlah suara yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Di Glasgow, kota terbesar negara itu, 61 persen memilih kemerdekaan dan 39 persen menentangnya. Namun, para pemilih di Edinburgh, ibukota Skotlandia, dan di Aberdeen, kota terbesar ketiga disana, menolak kemerdekaan dengan jumlah telak.

Para pendukung persatuan bersulang, berciuman dan minum anggur di sebuah pesta di Glasgow, sementara pemimpin nasionalis Alex Salmond mengaku kalah di depan gambar raksasa bendera Skotlandia di Edinburgh.

"Mayoritas rakyat Skotlandia telah memutuskan, pada tahap ini, untuk tidak menjadi negara merdeka. Saya menerima keputusan rakyat tersebut dan menyerukan semua rakyat Skotlandia untuk ikut menerima keputusan demokratis rakyat Skotlandia," ujar Salmond.

Salmon menutup pidato kekalahannya dengan memperingatkan para politisi Inggris di London bahwa mereka harus menghormati janji menit terakhir untuk memberikan lebih banyak kekuasaan untuk Skotlandia.

"Skotlandia berharap hal tersebut dihormati segera," ujarnya, sebelum meninggalkan panggung.

Hasil pemungutan suara tersebut membuat lega jutaan rakyat Inggris termasuk Perdana Menteri David Cameron, yang posisinya rentan, serta para sekutu di seluruh dunia yang khawatir dengan prospek pemisahan Inggris Raya.

Mata uang pound sterling menguat tajam terhadap dolar dan euro sementara harga-harga saham diperkirakan akan dibuka lebih tinggi.

Kampanye untuk kemerdekaan telah menggerakkan negara berpenduduk 5,3 juta orang ini tapi juga membagi kawan dan kerabat dari pulau-pulau Skotlandia terpencil di Atlantis sampai kota Glasgow.

Meski nasionalis menang di kota terbesar Glasgow, mereka gagal memenuhi perkiraan survei jajak pendapat sebelum pemungutan suara bahwa nasib Inggris Raya ada di ujung tanduk.

Jajak pendapat menunjukkan lonjakan dukungan separatis selama dua minggu terakhir, membuat Inggris berjanji memberikan kekuasaan lebih tinggi pada Skotlandia, sebuah langkah yang membuat marah beberapa anggota parlemen Inggris di Westminster.

Alistair Darling, tokoh kampanye persatuan Better Together, mengatakan hasil hari Jumat itu sangat penting bagi Skotlandia dan Inggris secara keseluruhan. Ia mengatakan kepada para pendukung Partai Buruh bahwa hasil referendum hari Jumat itu “menjawab pertanyaan tentang kemerdekaan selama satu generasi.”

"Kita telah memilih persatuan dibandingkan perpecahan, dan perubahan positif daripada perpisahan yang tidak perlu," ujar Alistair Darling, kepala kampanye 'Better Together' dan mantan menteri keuangan Inggris.

Referendum Kemerdekaan Skotlandia

Pihak oposisi selama ini memiliki persepsi bahwa London telah salah mengelola Skotlandia, sehingga para nasionalis mengatakan harusnya orang-orang Skotlandia, bukan London, yang menguasai Skotlandia untuk membangun negara yang lebih makmur dan adil.

Selain uang dan kekuasaan, referendum telah mendorong gairah yang dalam di Skotlandia, membuat banyak pemilih yang mengabaikan kampanye politik tradisional dan menggarisbawahi bahwa politisi-politisi London mengakui perlunya perubahan konstitusional yang lebih luas.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan debat mengenai kemerdekaan Inggris kini sudah berakhir dan Inggris akan memenuhi janjinya untuk memberi lebih banyak wewenang bagi Skotlandia, termasuk urusan pajak, pengeluaran dan kesejahteraan.

Hampir semua atau 97 persen dari empat juta pemilih Skotlandia yang memenuhi syarat mendaftar untuk memberikan suara dalam referendum itu. Jumlah pemilih yang datang ke TPS-TPS adalah sekitar 86 persen.

Prospek memecahkan ekonomi keenam terbesar di dunia dan anggota permanen Dewan Keamanan PBB, telah memunculkan kekhawatiran di Amerika Serikat dan Eropa, terutama di negara-negara seperti Spanyol yang juga menghadapi gerakan separatisme.

Washington telah menjelaskan sikapnya yang ingin Inggris Raya, sekutu utamanya di Eropa, tetap bersatu. (Reuters)