Putri Mantan Presiden Iran Dituntut Terkait Komentar di Media Sosial

Faezeh Hashemi, putri dari mantan Presiden Iran Akbar Hashemi-Rafsanjani, tampil dalam sebuah kesempatan di Teheran, Iran, pada 18 Februari 2016.

Faezeh Hashemi, yang merupakan putri mantan Presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, menghadapi tuntutan terkait komentarnya di media sosial tentang Garda Revolusi dan Nabi Muhammad, kata Departemen Kehakiman negara itu pada Selasa (10/5).

Hashemi, 59, "dipanggil jaksa terkait dua hal ini," kata juru bicara Departemen Kehakiman Zabihollah Khodayian, pada konferensi pers yang dikutip situs web Mizan Online.

BACA JUGA: Lagi, Iran Larang Perempuan Masuk Stadion Sepak Bola

Khodayian merujuk pada "pernyataan Faezeh Hashemi tentang sanksi terhadap Garda Revolusi dan penghinaan terhadap Nabi."

Hashemi, mantan anggota parlemen dan aktivis hak-hak perempuan, pada pertengahan April dalam debat audio di forum media sosial mengatakan permintaan Iran agar Garda Revolusi dihapus dari daftar teror AS "merusak kepentingan nasional", demikian dilaporkan media lokal.

Penghapusan sebutan teror adalah tuntutan utama Teheran dalam perundingan yang macet dengan negara-negara besar dunia untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015.

Dan dalam sebuah video yang diposting secara terpisah di media sosial, Hashemi mengatakan, Khadijah, istri Nabi Muhammad, adalah "seorang pengusaha," tetapi sambil tersenyum Hashemi menambahkan bahwa Nabi "menghabiskan uang" istrinya.

BACA JUGA: Presiden Iran: Ekspor Minyak Naik Dua Kali Lipat Dibanding Agustus 2021

Itu adalah "lelucon ... tanpa niat untuk menghina," kata Hashemi kemudian, sebagaimana dilaporkan kantor berita pemerintah, IRNA.

Mendiang ayah Hashemi adalah seorang moderat yang menganjurkan hubungan yang lebih baik dengan Barat dan Amerika Serikat.

Hashemi ditangkap dan dijatuhi hukuman enam bulan penjara pada akhir 2012 atas tuduhan propaganda melawan republik Islam itu. [my/rs]