Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Yevgeny Prigozhin pada hari Kamis (24/8). Ia akhirnya buka suara setelah pesawat pemimpin kelompok tentara bayaran itu jatuh tanpa satu pun korban selamat, dua bulan setelah ia memimpin pemberontakan terhadap para panglima militer Rusia.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS Brigjen Patrick Ryder, pada hari Kamis, mengatakan, untuk saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa peluru kendali darat-ke-udara menembak jatuh pesawat yang diduga ditumpangi Prigozhin.
Sebelumnya, dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Washington yakin peluru kendali darat-ke-udara yang berasal dari dalam wilayah Rusia kemungkinan menembak jatuh pesawat tersebut, meski mereka mengaku informasi itu masih dalam tinjauan. Mereka berbicara secara anonim dan tidak memberikan bukti.
BACA JUGA: Jet Jatuh di Rusia, Kepala Grup Wagner Diduga Termasuk Penumpang yang TewasPenyelidik Rusia membuka penyelidikan kriminal, namun belum ada pernyataan resmi dari Moskow tentang apa yang mungkin menyebabkan jatuhnya pesawat tersebut hari Rabu (23/8). Hingga disiarkannya pernyataan Putin, belum ada konfirmasi resmi tentang kematian Prigozhin selain pernyataan dari otoritas penerbangan bahwa ia berada di dalam pesawat tersebut.
“Saya mengenal (Yevgeny) Prigozhin sejak lama, sejak awal 1990-an. Ia adalah pria dengan nasib yang rumit dan dia membuat kesalahan-kesalahan besar dalam hidupnya. Ia mencapai hasil yang ia butuhkan baik untuk dirinya sendiri, maupun – ketika saya memintanya – untuk tujuan bersama, seperti dalam beberapa bulan terakhir ini,” kata Putin.
Dalam pernyataannya, Putin menggambarkan Prigozhin sebagai seorang pengusaha berbakat yang telah ia kenal sejak tahun 1990-an. Ia juga menyatakan bahwa penyelidikan jatuhnya pesawat tersebut akan memakan waktu.
BACA JUGA: Biden Tak Terkejut soal Kemungkinan Tewasnya Prigozhin dalam Kecelakaan JetPrigozhin (62 tahun) adalah pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner dan menyatakan diri sebagai musuh petinggi militer Rusia, karena dianggap tidak becus mengeksekusi apa yang Rusia sebut sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina.
Putin sebelumnya menyampaikan pernyataan virtual di konferensi tingkat tinggi negara-negara BRICS di Afrika Selatan, yang dihadiri oleh menteri luar negerinya, Sergei Lavrov. Keduanya sama sekali tidak menyinggung pesawat yang jatuh dan disebut menewaskan kesepuluh orang di dalamnya. Media pemerintah Rusia pun melaporkan peristiwa itu secara sederhana. [rd/jm]