Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow tidak akan mengubah sikap untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyatakan bahwa negara-negara Barat menggunakan kelompok-kelompok militan seperti al-Qaida dalam upaya menyingkirkan presiden Bashar al-Assad dari kekuasaan.
Berbicara dalam sebuah acara televisi hari Kamis, Putin mempertanyakan mengapa Rusia harus menjadi satu-satunya pihak yang harus mengubah sikap. Menurutnya, mungkin pihak-pihak lainlah yang perlu mengubah sikap.
Putin ditanya apakah Moskow perlu mempertimbangkan kembali pandangannya mengenai Suriah setelah tiga kali memveto resolusi Dewan Keamanan yang bertujuan menekan presiden Assad untuk menghentikan kekerasan yang telah menewaskan 20.000 orang.
Tanpa menyebut nama suatu negara, Putin mengatakan negara-negara Barat yang berusaha menggulingkan Assad mendukung militan untuk membantu menyingkirkan Assad. Menurutnya, ini kebijakan berpandangan dekat dan sangat berbahaya.
Juga hari Kamis, organisasi Pengamat Hak Asasi Suriah yang berbasis di London memberitahu VOA, pasukan Suriah berhasil merebut kembali sebuah kota di perbatasan dengan Yordania, yang digunakan sebagai titik transit oleh para pengungsi yang lari dari Suriah.
Berbicara dalam sebuah acara televisi hari Kamis, Putin mempertanyakan mengapa Rusia harus menjadi satu-satunya pihak yang harus mengubah sikap. Menurutnya, mungkin pihak-pihak lainlah yang perlu mengubah sikap.
Putin ditanya apakah Moskow perlu mempertimbangkan kembali pandangannya mengenai Suriah setelah tiga kali memveto resolusi Dewan Keamanan yang bertujuan menekan presiden Assad untuk menghentikan kekerasan yang telah menewaskan 20.000 orang.
Tanpa menyebut nama suatu negara, Putin mengatakan negara-negara Barat yang berusaha menggulingkan Assad mendukung militan untuk membantu menyingkirkan Assad. Menurutnya, ini kebijakan berpandangan dekat dan sangat berbahaya.
Juga hari Kamis, organisasi Pengamat Hak Asasi Suriah yang berbasis di London memberitahu VOA, pasukan Suriah berhasil merebut kembali sebuah kota di perbatasan dengan Yordania, yang digunakan sebagai titik transit oleh para pengungsi yang lari dari Suriah.