Protes Berkepanjangan Ancam Ekonomi Thailand

PM Thailand Yingluck Shinawatra

Pengamat ekonomi memperingatkan pertumbuhan perekonomian di Thailand akan melambat, seiring terjadinya konflik politik di negara itu. Biro Peringkat Suku Bunga Amerika, Fitch, menilai kemacetan politik yang berkepanjangan akan berdampak negatif terhadap stabilitas keuangan Thailand.
Fitch menunjuk pada berkurangnya produksi manufaktur, pertumbuhan penjualan barang eceran menurun tajam, dan kepercayaan konsumen dan bisnis pada tingkat paling rendah sejak bencana banjir akhir tahun 2011.

Laporan itu menyusul pemilu nasional akhir minggu lalu yang masih tidak menentu dan protes-protes di jalan oleh pemrotes anti pemerintah yang masih berlangsung. Seiring dengan konflik politik yang diajukan ke pengadilan, para investor menyatakan keprihatinannya.

Direktur Perusahaan Toyota Motor di Thailand, Kyoichi Tanada, telah memperingatkan para investor jangka panjang, tentang kemungkinan berinvestasi ke negara lain seperti Indonesia dan Vietnam.

Chris Baker, seorang analis dan penulis bisnis di Thailand mengatakan, sebagian besar investor asing khawatir dengan pemilu yang tidak menentu itu, dan tantangan-tantangan hukum yang akan mengguncang para investor.

Pemerintah sementara Thailand sekarang ini sedang dalam kesulitan keuangan untuk membayar para petani padi yang dipinjami lebih dari 3 milyar dolar dalam program janji beras yang kontroversial. Pemerintah telah berjuang menaikkan dana dan masih belum mampu memperoleh pendanaan dari bank.

Investor asing telah menarik diri dari pasar modal Thailand sejak protes-protes politik mulai bergolak awal November lalu. Sejak itu, Index bursa saham menurun 10 persen, meskipun sudah kembali stabil beberapa hari terakhir ini.

Industri pariwisata mengalami kesulitan, terutama di ibukota Bangkok, di mana pemerintah menerapkan negara dalam keadaan darurat, seiring dengan protes-protes anti pemerintah yang menutup perempatan jalan-jalan utama di kota itu. Lebih dari 45 negara mengeluarkan larangan bepergian dalam minggu-minggu terakhir ini, dan kantor pariwisata memperkirakan kerugian pada bulan Januari sekitar 685 juta dolar.

Kerajaan Thailand berhasil melampui kemunduran ekonomi dan kerusuhan politik sebelumnya, sehingga mendapat julukan “Thailand yang tangguh”. Namun banyak yang khawatir, makin lama kekacauan politik itu berlangsung, makin lama pula negara itu akan pulih dari citra baik tentang keramahan wisata dan bisnisnya.