Presiden Serah Terima Kekuasaan, Aksi Protes Terus Berlanjut di Yaman

Presiden Ali Abdullah Saleh menandatangani penyerahan kekuasaan setelah memerintah Yaman selama 33 tahun (23/11).

Warga Yaman masih berunjuk rasa meskipun Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah menanda-tangani kesepakatan penyerahan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Abed Rabbo Mansur Hadi, Rabu (23/11).

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah menanda-tangani prakarsa untuk menyerahkan wewenang kepada seorang wakil. Langkah ini dimaksudkan untuk mengakhiri aksi-protes yang telah berlangsung berbulan-bulan menentang 33 tahun pemerintahannya.

Penanda-tanganan kesepakatan yang dirancang oleh Dewan Kerjasama Teluk (GCC) itu berlangsung dalam suatu upacara di Arab Saudi hari Rabu (23/11).

Berdasarkan rencana itu, Saleh menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden Abed Rabbo Mansur Hadi, yang akan memulai proses pembentukan pemerintah persatuan nasional. Rencana itu juga menetapkan penyelenggaraan pemilihan presiden lebih dini.

Setelah penanda-tanganan dokumen itu, Saleh mengatakan pemerintahnya menyambut baik kemitraan dengan yang disebutnya 'saudara-saudara yang beroposisi' untuk membangun dan merekonstruksi ulang Yaman.

Namun, kesepakatan itu tidak membuat demonstran anti-pemerintah di Yaman puas. Setelah penandatanganan dokumen itu, para demonstran berkumpul di Sana’a untuk menyuarakan ketidak-senangan mereka atas pasal yang memberi Saleh imunitas dari tuntutan hukum. Sebagian mereka menghendaki keberangkatannya segera.

Menurut Sekjen PBB Ban Ki-moon, Saleh memberitahukan bahwa ia bermaksud akan ke New York untuk perawatan kesehatan setelah menanda-tanagani kesepakatan itu. Saleh, sebelumnya sudah tiga kali menyatakan kesediaan untuk menanda-tangani rencana GCC itu. Namun, setiap kali ia membatalkannya pada menit-menit terakhir.