Presiden Raisi Peringatkan ‘Tanggapan Keras’ Jika Israel Balas Serangan Iran

  • Michael Lipin

Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan pidato pada upacara parade Hari Tentara Nasional di Teheran, 17 April 2024. (Majid Asgaripour/WANA via Reuters)

Presiden Iran Ebrahim Raisi, Rabu (17/4) memperingatkan agar Israel tidak membalas serangan udara Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap negara Yahudi itu. Ia mengatakan, Iran akan menindaklanjutinya dengan “tanggapan yang keras dan masif.”

Raisi berbicara dalam parade militer tahunan di pinggiran kota Teheran, sehari setelah menteri pertahanan Israel mengatakan ancaman Iran tidak akan menghalangi respons Israel.

Para diplomat hari Rabu (17/4) terus mendorong deeskalasi situasi.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan dalam lawatan ke Yerusalem bahwa jelas Israel mengambil keputusan untuk bertindak, dan bahwa Inggris berharap Israel menanggapinya “dengan cara yang sesedikit mungkin meningkatkan ketegangan.”

Cameron, yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyuarakan dukungan bagi pemberlakuan sanksi terpadu terhadap Iran, sewaktu mitra-mitranya dari kelompok tujuh negara industri maju G7 bersiap melakukan pembicaraan di Italia.

“Saya pikir ada lebih banyak yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan sikap bersatu, bahwa Iran berada di balik begitu banyak aktivitas jahat di kawasan ini, mendukung Hamas, mendukung Hizbullah, mendukung Houthi,” kata Cameron. “Mereka perlu menerima pesan yang jelas dan tegas dari G7.”

Kementerian Pertahanan Israel, Selasa (16/4) mengutip Menteri Pertahanan Yoav Gallant yang mengatakan, “Iran gagal dalam serangan mereka dan akan gagal menghalangi Israel.”

Para pejabat senior AS telah mengatakan bahwa serangan Iran terhadap Israel, yang pertama diluncurkan dari wilayah Iran, menggunakan lebih dari 110 rudal balistik, 30 rudal jelajah dan lebih dari 150 drone berbahan peledak. Mereka mengatakan kekuatan proksi Iran di Irak, Suriah dan Yaman juga ambil bagian dalam serangan tersebut.

Para pejabat Iran telah mengeluarkan serangkaian peringatan lisan bagi Israel ketika negara itu mempertimbangkan tanggapannya. Mereka bersumpah bahwa Teheran akan menanggapi dengan cepat dan keras terhadap tindakan Israel yang merusak kepentingan Republik Islam itu.

Iran menyebut serangan udara pada hari Senin sebagai pembalasan atas apa yang dikatakan Iran sebagai serangan udara Israel yang menewaskan komandan senior Iran di Damaskus pada 1 April. Israel belum mengukuhkan maupun membantah bertanggung jawab atas serangan itu.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi Israel utara, 16 April 2024, dalam foto selebaran dari kementerian pertahanan Israel. (Kredit: Ariel Hermoni)


“Iran tidak akan mampu menetapkan status pencegahan baru terhadap Israel,” kata Gallant yang dikutip Kementerian Pertahanan. “Pesawat [Israel] beroperaasi di mana-mana – wilayah angkasa Timur Tengah ‘terbuka,’ dan setiap musuh yang memerangi kami akan dihantam, tak peduli di mana pun mereka mungkin berada,” lanjutnya.

Kabinet perang Israel, yang mencakup Gallant, telah berulang kali bertemu dalam beberapa har ini untuk membahas opsi-opsi tanggpan Israel.

Berbicara untuk acara “Flashpoint Global Crises” VOA dalam wawancara telepon hari Selasa dari Israel Utara, mantan pejabat intelijen Israel Avi Melamed mengatakan Israel mungkin membalas Iran dengan serangan militer langsung terhadap teritori Iran, suatu serangan siber atau serangan jenis lainnya.

Setiap pembalasan Israel kemungkinan besar akan dikoordinasikan dengan AS, kata Melamed, yang memimpin Inside the Middle East, sebuah organisasi riset nirlaba AS. Ia mengatakan tanggapan Israel juga perlu membuat Iran menanggung konsekuensi signifikan yang memberi pesan kuat ke kawasan namun tidak perlu menyakitkan sehingga memicu eskalasi konflik Iran-Israel lebih jauh.

“Ketika saya melihat semua unsur tersebut, saya pikir sangatlah mungkin ada serangkaian tindakan samar dan signifikan oleh Israel terhadap aset-aset Iran,” kata Melamed.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan dalam konferensi pers hari Selasa bahwa Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dalam konsultasi dengan mitra-mitra regionalnya, telah memberitahu bahwa AS tidak ingin melihat eskalasi lebih jauh dari konflik Iran-Israel.

Media Inggris mengatakan PM Rishi Sunak menyampaikan pesan serupa kepada PM Israel Benjamin Netanyahu dalam percakapan telepon hari Selasa. Media mengutip pernyataan dari kantor PM Inggris di Downing Street mengenai seruan itu. Sunak mengatakan “eskalasi yang signifikan bukanlah kepentingan siapa pun dan hanya akan memperdalam ketidakamanan di Timur Tengah.” [uh/ab]