Presiden Biden Ingin Naikkan Tiga Kali Lipat Tarif Baja China

  • Scott Stearns

Sejumlah pipa sedang dimuat di Pelabuhan Lianyungang, di Provinsi Jiangsu, China timur, 1 Desember 2015. (Foto: AFP)

Presiden AS Joe Biden ingin menaikkan tiga kali lipat tarif beberapa impor baja dari China. Menurutnya, harga baja impor itu secara tidak adil melemahkan lapangan kerja di AS. Rencana ini menjadi daya tarik bagi para pekerja AS di negara bagian yang penting untuk kampanye kepresidenan Biden.

Presiden Biden mengatakan kepada para pekerja baja Pennsylvania bahwa ia akan melindungi pekerjaan mereka dari impor baja China yang murah.

“Dan harganya sangat rendah karena perusahaan-perusahaan baja China tidak perlu khawatir soal laba, sebab pemerintah China telah memberi subsidi besar-besaran untuk mereka. Mereka tidak bersaing, mereka curang, mereka curang, dan kita melihat kerugiannya di sini di Amerika," katanya.

Biden berjanji untuk bangkit menentang persaingan yang tidak adil dari China, seraya menyebut Beijing xenofobia atau takut pada orang asing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan tuduhan xenofobia itu munafik karena berasal dari negara yang menurutnya harus mencabut langkah-langkah proteksionisnya terhadap China.

“China mengetahui laporan terkait. China ingin bertanya, ‘Anda berbicara mengenai China atau mengenai AS sendiri?’” ujarnya.

Sebuah poster yang menampilkan Presiden China Xi Jinping terlihat di depan pabrik baja Xinyuan di Anyang, Provinsi Henan, China, 19 Februari 2019. (Foto: Reuters).

Tindakan Biden terhadap baja China akan melampaui tarif yang diberlakukan pendahulunya, Donald Trump, yang menetapkan pajak 25 persen terhadap sejumlah baja China.

Tim kampanye kepresidenan Trump mengemukakan dalam sebuah pernyataan kepada VOA bahwa “Kampanye Biden menyerang tarif efektif Presiden Trump terhadap China – sementara Gedung Putih Biden berencana untuk menerapkan tarif serupa.” Tim kampanyenya menambahkan, “Tim Biden dijalankan oleh orang-orang munafik atau orang-orang yang tidak tahu apa yang mereka lakukan.”

Salah satu perbedaan dalam pendekatan para kandidat adalah Trump menggunakan tarif secara lebih luas untuk memengaruhi kesepakatan perdagangan baru, kata Rachel Ziemba dari Center for a New American Security.

BACA JUGA: Menkeu Yellen: AS Tidak Akan Terima Impor China Hancurkan Industri Baru

“Trump dan Biden menggunakan tarif sebagai salah satu cara mengatur ulang perdagangan. Sekarang pemerintahan Biden menggunakan tarif, berupaya menargetkan kesepakatan dagang baru, tetapi Biden juga menggunakan kebijakan industri dan insentif lainnya untuk mencoba mendorong produksi AS, untuk mendorong perusahaan-perusahaan asing dan Amerika agar berinvestasi di Amerika Serikat," paparnya.

Para pekerja baja Pennsylvania merupakan suara penting di negara bagian yang dapat menjadi penentu dalam pemilihan ini bagi salah satu kandidat.

Tim kampanye Biden mengeluarkan iklan yang menampilkan pekerja baja Pennsylvania JoJo Burgess.

“Sekarang ini, kita memiliki presiden yang paling propekerja Amerika yang pernah ada dalam sejarah negara ini. Donald Trump hanya peduli pada satu orang dan satu orang saja. Dan itu adalah Donald Trump," begitu bunyinya.

Your browser doesn’t support HTML5

Presiden Biden Ingin Naikkan Tiga Kali Lipat Tarif Baja China

Trump berkampanye untuk mendapatkan suara dari serikat pekerja dalam pemogokan pekerja otomotif tahun lalu. Ia memberitahu para pekerja bahwa peraturan pemerintahan Biden merupakan serangan terhadap pekerjaan mereka.

“Industri mobil sedang dibantai dan tidak penting apa yang Anda peroleh. Saya tak peduli apa yang Anda dapatkan dalam dua atau tiga atau lima pekan mendatang; industri itu akan ditutup dan mereka akan membangun mobil-mobil itu di China dan tempat-tempat lainnya," kata Trump.

Jajak pendapat NBC News pada awal tahun ini mendapati bahwa keluarga pemilih anggota serikat pekerja lebih mendukung Biden daripada Trump, tetapi selisihnya kini lebih kecil dibandingkan dengan Pemilu 2020. [uh/ab]