Polisi Perancis Selidiki Serangan di Nice sebagai Aksi Terorisme

Polisi Perancis mengamankan lokasi di basilika Notre Dame di kota Nice pasca serangan pisau yang menewaskan 3 orang, Kamis (29/10) pagi.

Otoritas Perancis menangani serangan dengan pisau yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan beberapa lainnya luka-luka di sebuah gereja di Perancis Selatan itu sebagai tindakan terorisme. Lisa Bryant melaporkan dari Paris, Presiden Emmanuel Macron mengunjungi Nice, tempat terjadinya penikaman yang ketiga di Perancis dalam beberapa minggu ini.

Para pejabat mengatakan serangan itu terjadi Kamis (29/10) pagi di basilika (gereja) Notre Dame di Nice. Dua orang tewas di dalam gereja, kata para pejabat dan dilaporkan setidaknya satu orang dipenggal. Orang ketiga yang terluka parah berhasil melarikan diri dari gereja tetapi meninggal tak lama kemudian.

Secara terpisah, polisi menembak mati seorang pria bersenjata pisau di kota Avignon, Perancis selatan. Di Arab Saudi, seorang pria ditangkap setelah melukai seorang penjaga di depan konsulat Perancis di Jeddah.

Walikota Nice, Christian Estrosi menggolongkan serangan di kotanya sebagai aksi teroris. Ia mengatakan, lagi-lagi itu adalah korban dari yang disebut 'Islamo-fasisme." Ia menambahkan, tersangka pelaku yang dibawa ke rumah sakit setelah terluka dalam penangkapan polisi, terus mengucapkan "Allahu Akbar" ketika dalam penahanan.

BACA JUGA: Presiden Perancis Kunjungi Lokasi Penyerangan Mematikan di Nice

Serangan itu terjadi ketika Perancis bersiap menerapkan penutupan wilayah karena perebakan baru virus corona - dan setelah dua penusukan lainnya baru-baru ini. Kelompok Islam radikal dituduh melakukan serangan yang terkait dengan gambar kartun Nabi Muhammad yang kontroversial. Aksi teroris itu termasuk pemenggalan kepala seorang guru sekolah Perancis, Samuel Paty di luar Paris.

Lebih luas lagi, serangan itu tampaknya menandai serangan teroris Islam terbaru yang melanda Perancis dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan jihadis 2016 di Nice.

Pembelaan Presiden Emmanuel Macron baru-baru ini terhadap kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai kebebasan berbicara, telah memicu protes dan boikot di sejumlah negara Islam. Banyak umat Islam sangat tersinggung dengan gambar kartun itu. Tetapi di di Perancis, ribuan orang berkumpul untuk mendukung kebebasan berekspresi, termasuk beberapa pemimpin Muslim terkemuka.

Dewan Nasional Perancis mengheningkan cipta untuk para korban serangan terbaru itu, dan para pemimpin Muslim Perancis mendesak umat beriman untuk membatalkan perayaan Maulid Nabi hari Kamis yang memperingati ulang tahun nabi Islam. Pemerintah Eropa dan lainnya juga mengirim pesan belasungkawa dan mengutuk serangan-serangan di Nice. [ps/jm]