Polisi Beijing Tutup Pabrik iPhone Palsu

iPhone palsu dipajang di gerai ponsel di Shanghai, China.

Polisi di Beijing menggerebek sebuah pabrik yang memproduksi lebih dari 41.000 iPhone palsu yang bernilai 120 juta yuan ($19 juta), termasuk beberapa yang telah masuk ke pasar AS, dan telah menahan sembilan tersangka dalam operasi pemalsuan tersebut.

Apple adalah salah satu merek paling populer di China, di mana pihak otoritas telah meningkatkan upaya-upaya mereka menghapus reputasi negara itu sebagai produsen barang-barang palsu.

Pemerintah mengambil langkah yang lebih keras untuk menerapkan hak-hak kekayaan intelektual, memaksa perusahaan untuk mengajukan merek dagang dan hak paten dan melacak barang-barang palsu.

Polisi menahan sembilan orang, termasuk sepasang suami-istri yang memimpin kegiatan pemalsuan tersebut, setelah penggerebekan pada bulan Mei di pabrik tersebut, beroperasi di bawah kedok toko gadget di pinggiran utara ibukota China.

Informasi ini dipublikasikan di media sosial pada hari Minggu (26/7) oleh biro keamanan publik di Beijing.

Kelompok tersebut, dipimpin oleh seorang pria berusia 43 tahun, bernama belakang Yu, dan istrinya yang berusia 40 tahun, dengan nama belakang Xie, keduanya dari kota Shenzhen, diduga mendirikan pabrik di Beijing dengan pada bulan Januari, menurut biro tersebut.

Mereka mempekerjakan "ratusan" pekerja untuk membungkus ulang komponen smartphone bekas sebagai iPhone untuk diekspor, tambahnya.

Polisi menyita 1.400 ponsel dan sejumlah besar aksesoris pada penggerebekan tanggal 14 Mei tersebut. Di AS, ponsel ponsel Apple Inc. terbaru dijual seharga $649, atau lebih dari itu, tergantung modelnya.

Polisi Beijing mengatakan penyelidikan mereka dilakukan berdasarkan petunjuk dari otoritas AS yang menyita beberapa perangkat palsu tersebut.

Tujuan ponsel-ponsel palsu tersebut dan berapa banyak yang sampai di tujuan tersebut tidak diketahui.

Perwakilan keamanan publik menolak untuk memberikan komentar pada hari Senin (27/6), dan mengatakan pada Reuters mereka tidak punya info tambahan. Apple juga menolak memberikan komentar, dan mengatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

Bukan pertama kalinya China mengungkap rencana ekploitasi kepopuleran produk Apple.

Pada tahun 2011, para blogger di kota Kunming baratdaya menemukan lebih dari selusin toko yang tidak mempunyai izin yang meniru dekorasi interior, dan bahkan seragam pegawai, yang digunakan di toko-toko resmi Apple.

Foto yang banyak beredar secara online tersebut mempermalukan pemerintah yang berjanji akan berusaha lebih keras untuk melindungi merek dagang.