Polisi Bebaskan Korban Perdagangan Manusia di Karibia

Candles sit in front of a picture of a victim at a vigil for those killed in the Ukraine plane crash, at the gate of Amrikabir University, in Tehran, Iran, Jan. 11, 2020.

Operasi oleh polisi 13 negara telah membebaskan hampir 350 orang dari jaringan perdagangan manusia dan menangkap 22 orang di berbagai bagian Karibia dan Amerika Selatan.

Polisi internasional, Interpol, Senin (30/4) mengatakan orang-orang yang diselamatkan itu termasuk anak-anak dan orang dewasa yang bekerja di klub malam, tambang emas, pabrik, pasar terbuka dan di lahan-lahan pertanian.

Sebagian dipaksa bekerja tanpa upah, atau tinggal dalam ruangan yang tidak lebih besar dari peti mati. Interpol mengatakan para penyelundup memanfaatkan populasi rentan dari luar negeri yang mencari pekerjaan.

Interpol mengatakan kelompok layanan sosial dan amal sedang berusaha membantu para korban.

Sekitar 500 polisi terlibat dalam penggerebekan terkoordinasi awal bulan ini di Guyana, Brasil, Venezuela dan Karibia.

Mereka menyita peralatan komputer, telepon seluler dan uang tunai. Bagian dari upaya global Interpol yang berbasis di Perancis untuk memerangi perdagangan manusia, Operasi Libertad merupakan puncak dari proyek dua setengah tahun yang didanai oleh pemerintah Kanada.

Antigua dan Barbuda, Aruba, Barbados, Belize, Brazil, Curacao, Guyana, Jamaika, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, Trinidad dan Tobago, Kepulauan di Turki dan Caicos dan Venezuela semua ikut serta dalam operasi ini. [my/ii]