Polandia Tidak Akan Batasi Perdebatan Tentang Holocaust

Para penyintas dan tamu berjalan melewati gerbang bekas kamp konsentrasi dan pemusnahan Nazi bertuliskan"Arbeit Macht Frei" ("Bekerja Membebaskan Anda") Auschwitz, dalam acara peringatan 73 tahun pembebasan kamp dan korban Holocaust, di Oswiecim, Polandia, 27 Januari 2018.

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan Polandia tidak akan pernah membatasi perdebatan tentang Holocaust. Kata Morawiecki, negaranya berkewajiban menghormati para korban Holocaust. Holocaust adalah peristiwa pembantaian besar-besaran warga Yahudi di Eropa pada Perang Dunia Kedua.

Morawiecki memberikan pidato di televise, Kamis (1/2), setelah Senat meloloskan sebuah hukum kontroversial yang menetapkan bahwa penyebutan genosida Nazi atas orang Yahudi sebagai genosida Polandia, dan kamp maut Nazi sebagai kamp maut Polandia, sebagai tindak pidana. Meski, kekejaman Nazi yang paling mengerikan terjadi di Polandia.
Undang-undang tersebut itu menunggu pengesahan dari Presiden Andrzej Duda.

“Pemerintah kami mengecam sebuah kejahatan Perang Dunia Kedua yang dilakukan di bumi Polandia, terlepas dari kebangsaan pelakunya dan dari negara mana asal korbannya,” kata Morawiecki. “Dalam memerangi klaim palsu tentang penyertaan pemerintah Polandia dengan mesin perang Jerman, Polandia berada di pihak kebenaran.”

Polandia menganggap negaranya adalah korban dari teror Nazi. Morawiecki mengacu pada enam juta warga Polandia yang tewas selama Perang Dunia Kedua, dan tiga juta diantaranya adalah orang Yahudi.

Pidato televisi Morawiecki juga ditujukan untuk menenangkan keprihatinan di Amerika serta meredakan kemarahan di Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan, Israel tidak mentoleransi “pemutarbalikkan kebenaran, penulisan kembali sejarah, dan penyangkalan Holocaust. [fw/au]