Phil Grabsky, Shoaib Sharifi Rekam Peristiwa 20 Tahun di Afghanistan

  • Penelope Poulou

Salah satu adegan dalam film dokumenter garapan Grabsky "Chronicle 20 Yeas in Afghanistan" (VOA)

My Childhood My Country: 20 Years in Afghanistan (“Masa Kecilku, Negeraku: 20 Tahun di Afghanistan”) adalah film dokumenter terbaru oleh pembuat film pemenang penghargaan Phil Grabsky dan Shoaib Sharifi. Grabsky berbicara dengan Penelope Poulou dari VOA tentang film 20 tahun yang memaparkan kehidupan di Afghanistan melalui mata seorang pemuda Afghanistan dari masa kecilnya hingga hari ini.

Lensa Phil Grabsky mulai mengikuti kehidupan Mir muda sejak pasukan Amerika dan sekutu menginvasi Afghanistan pada 2001 setelah serangan 11 September.

Beberapa bulan sebelum serangan 9/11 di Amerika Serikat pada tahun 2001, Taliban telah menghancurkan patung-patung Buddha Bamiyan di Afghanistan, salah satu situs arkeologi paling signifikan di dunia. Grabsky terbang ke Kabul untuk merekam bagaimana peristiwa-peristiwa tersebut mempengaruhi negara itu.

Phil Grabsky, filmmaker "My Childhood My Country: 20 Years in Afghanistan" (VOA)

Ketika berkeliling di reruntuhan patung-patung itu, dia bertemu dengan Mir muda dan keluarganya yang tinggal di gua dalam kemiskinan.“Dengan energi itu, kelincahan itu, keingintahuan itu, saya tiba-tiba berpikir, ‘tentu saja, film adalah apa yang akan dibuat dalam setahun ke depan mengenai kehidupan anak muda ini karena itulah yang kemudian memproyeksikan kepada penonton tentang masa depan Afghanistan," jelas Phil Grabsky.

Secara bertahap, kata Grabsky, kegembiraan dan optimisme Mir sebagai anak memudar di bawah beban kemiskinan dan tanggung jawab keluarga. “Saya sedang libur sekolah. Jika kami tidak membajak, kami tidak makan.”

Setelah bertahun-tahun di depan lensa kamera, Mir sendiri, yang kini menjadi ayah dari dua anak, bekerja sebagai juru kamera di Kabul.

Pada 31 Mei 2017, sebuah bom meledak di Kabul, menewaskan lebih dari 250 orang dan melukai ratusan lainnya. Ledakan itu meleset dari Mir karena keberuntungan belaka.

Salah satu adegan dalam film dokumenter besutan Phil Grabsky "My Childhood, My Country: 20 Years in Afghanistan" (VOA)

“Kami harus memeriksa bagian bawah kemudi mobil kami setiap kali kami akan melakukan perjalanan karena Taliban memasang bom dan meledakkan mobil jurnalis, hakim, dan pejabat pemilu. Itu mengerikan, sangat mengerikan,” jelas Phil Grabsky.

Grabsky mengatakan belakangan dia tidak pernah pergi ke Afghanistan karena tidak lagi aman bagi orang Barat untuk membuat film di sana. Shoaib Sharifi, rekannya sesama pembuat film di Afghanistan terus berkarya dengan syuting di sana tetapi baginya itu pun tidak aman.

Mir Husein, yang kini menjadi kamerawan mengatakan, “Akan ada perang karena Taliban tidak dapat dihentikan. Dengan adanya pasukan asing, konflik dapat dicegah, keamanan tetap terjaga.

Salah satu adegan dalam film dokumenter besutan Phil Grabsky "My Childhood, My Country: 20 Years in Afghanistan" (VOA)

Sementara itu, istri Mir menimpalinya, “Perempuan dihukum jika Taliban menganggap mereka tidak menjaga kesantunan. Taliban percaya bahwa mereka adalah Muslim sejati. Mereka akan sangat kejam dan menindas.”

Mengenai nasib kaum perempuan, Phil Grabsky mengatakan, “Saya telah bertemu dengan banyak perempuan pemberani, tetapi perempuan Afghanistan berbeda dengan yang lain, dan bahkan sekarang mereka keluar untuk berdemonstrasi. Itu sulit dipercaya. Mereka layak mendapatkan dukungan sepenuh hati kita.”

Grabsky mengatakan “Masa Kecilku, Negaraku: 20 Tahun di Afghanistan” adalah karya cinta yang berlangsung hampir 20 tahun. Film ini menceritakan berbagai kekuatan yang membentuk Afghanistan dan rakyatnya. [lt/uh]