Petinggi Partai Republik Kecam Komentar Kotor Trump

Ketua DPR AS Paul Ryan.

Ketua DPR Paul Ryan mengatakan, dia berharap Trump bisa “menunjukkan kepada seluruh negeri bahwa dia punya rasa hormat yang lebih besar."

Para petinggi Partai Republik di AS mengecam keras komentar menghina perempuan yang diucapkan oleh kandidat presiden Donald Trump dalam video tahun 2005.

Dalam rekaman itu, Trump mengatakan, tentang perempuan: “Anda tahu, saya secara otomatis tertarik pada perempuan cantik. Saya langsung aja mencium mereka, seperti magnet. Cium saja, saya tidak menunggu lagi.”

“Dan kalau Anda seorang bintang maka mereka membiarkan Anda melakukan hal itu,” kata Trump. “Anda bisa melakukan apa saja.”

Trump juga berbicara secara blak-blakan tentang pendekatan seksual lainnya terhadap perempuan.

Trump berbicara secara privat dengan pembawa acara program televisi Access Hollywood, sementara mereka berada dalam bis yang dioperasikan acara televisi tersebut. Di situ Trump, yang akan tampil dalam salah satu episode drama televisi "Days of Our Lives," memakai mikrofon yang merekam semua yang dikatakannya.

“Perempuan tidak pernah boleh digambarkan atau dibahas seperti itu,” kata Reince Priebus, ketua Komite Nasional Partai Republik dalam sebuah pernyataan.

Ketua DPR Paul Ryan mengatakan, dia berharap Trump bisa “menunjukkan kepada seluruh negeri bahwa dia punya rasa hormat yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang ditampilkan video ini.”

Ryan menambahkan, Trump tidak akan hadir pada acara Sabtu (8/10) di negara bagian asal Ryan, yakni Wisconsin.

Trump mengeluarkan sebuah permintaan maaf Jumat setelah rekaman tersebut beredar di media.

Dalam pernyataan ini Trump mengatakan, “ini adalah obrolan di ruang ganti pria, percakapan privat yang berlangsung bertahun-tahun yang lalu. Bill Clinton mengatakan hal-hal yang jauh lebih buruk kepada saya di lapangan golf.”

Pesaing Trump dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menyebut pernyataan ini “menyeramkan” dan ia menulis di Twitter bahwa "kita tidak bisa membiarkan orang seperti ini jadi presiden.” [jm]