Gencatan Senjata Diberlakukan, Pertempuran Meletus di Perbatasan Yaman-Saudi

Warga suku-suku di Yaman pendukung pemberontak Houthi mengacungkan senjata dalam aksi unjuk rasa di Sana'a awal bulan ini (foto: ilustrasi).

Hari Jumat (21/10), utusan khusus PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed menggambarkan gencatan senjata di Yaman sebagai "rapuh, tetapi sebagian besar berjalan."

Perang antara pasukan pemerintah dan sekutu mereka yang dipimpin Arab Saudi dan pemberontak Houthi yang didukung Iran, meletus di Yaman dari Jumat hingga Sabtu (22/10) di perbatasan Arab Saudi dan Yaman, meskipun ada ketentuan gencatan senjata 72 jam sampai Sabtu.

Saksi-mata melaporkan serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi menghantam peluncur rudal Houthi di sebelah timur Sana'a, ibukota Yaman.

Semua pihak sepakat menghormati gencatan senjata yang didukung PBB, yang dijadwalkan berakhir tengah malam, guna memungkinkan pasokan yang sangat dibutuhkan sampai ke warga sipil yang tidak mendapat bantuan dari luar.

Utusan khusus PBB, Ismail Ould Cheikh Ahmed, yang sedang mengupayakan perpanjangan, menggambarkan gencatan senjata sebagai kesempatan membangun landasan bagi pembicaraan guna mengakhiri perang saudara yang sudah berlangsung hampir dua tahun di Yaman, yang berbatasan dengan Arab Saudi di selatan. Sejak pemberontakan dimulai, menurut pemantau, hampir 7.000 orang tewas, setidaknya separuh dari mereka adalah warga sipil.

Hari Jumat, Ahmed menggambarkan gencatan senjata itu sebagai "rapuh, tetapi sebagian besar berjalan." [ka]