Pertempuran di Filipina Selatan Meningkat

Tentara pemerintah menembakkan senjata-senjata mereka pada pemberontak Muslim dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) dalam pertempuran di kota Zamboanga, selatan Filipina (12/9). (Reuters/Erik De Castro)

Pertempuran terakhir menggagalkan sebuah persetujuan genjatan senjata antara wakil pemerintah dan pemimpin kelompok pemberontak MNLF.
Pertempuran di Filipina selatan meningkat, Sabtu (14/9), ketika pasukan pemerintah berusaha merebut posisi pemberontak Muslim setelah terjadi bentrokan selama berhari-hari.

Tentara pemerintah mengatakan paling sedikit 53 orang tewas dalam pertempuran, 43 diantaranya pemberontak.

Pertempuran terakhir sepertinya menggagalkan sebuah persetujuan genjatan senjata, yang dicapai Wakil Presiden Jejomar Binay pada Jumat sore dengan pemimpin pemberontak Nur Misuari.

Konfrontasi mulai Senin saat pasukan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), menyerang kota Zamboanga dan menyandera banyak orang yang menurut pejabat digunakan sebagai perisai manusia.

Pertempuran telah menyebabkan 60 ribu orang kehilangan tempat tinggal dan ratusan rumah dibakar.

Pada Sabtu, Presiden Benigno Aquino mengatakan kepada penduduk yang mengungsi bahwa pemerintah akan mengakhiri krisis ini secepat mungkin. Menurutnya, pertempuran masih terjadi dari waktu ke waktu tetapi kemampuan pemberontak untuk menimbulkan kekacauan telah berkurang.