Persaingan Ketat untuk Rebut Mayoritas di DPR dan Senat AS, Hasil Belum Dapat Dipastikan

  • Steve Heman

Pemilih mengisi surat suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan paruh waktu AS 2022 di pusat kota Harrisburg, Pennsylvania, AS, 8 November 2022. (Foto: REUTERS/Mike Segar)

Nasib aspirasi kebijakan Presiden AS Joe Biden untuk sisa masa jabatan pertamanya masih belum jelas. Amerika masih menunggu hasil pemilihan paruh waktu yang akan menentukan partai politik mana yang akan mengendalikan Kongres selama dua tahun mendatang.

Beberapa persaingan penting untuk memperebutkan kursi Senat belum dapat diprediksi hasilnya pada Rabu pagi sementara para petahana tetap unggul dalam beberapa pemilihan lainnya. Para pejabat pemilihan di seluruh penjuru Amerika telah memperingatkan bahwa perlu waktu berhari-hari sebelum hasil dari beberapa pemilihan dapat dipastikan.

Secara keseluruhan, apa yang semula diantisipasi sebagai gelombang merah – warna yang mewakili Partai Republik – tampaknya akan berupa tetesan saja karena partai oposisi ini meraih kursi di DPR lebih sedikit daripada yang diperkirakan, meskipun partai tersebut dapat meraih cukup banyak kursi untuk menguasai majelis rendah di Kongres itu.

Petugas pemilihan memproses surat suara setelah pemungutan suara ditutup untuk pemilihan paruh waktu AS di pusat tabulasi di Pusat Pemilihan dan Pendaftaran Kabupaten Cobb di Marietta, Georgia, AS, 8 November 2022. (Foto: REUTERS/Cheney Orr)

Di DPR, seluruh 435 kursi diperebutkan dan di Senat, 35 dari 100 kursi yang diperebutkan. Senat sekarang ini terbagi rata antara fraksi Demokrat dan Republik, dengan Wakil Presiden Kamala Harris yang dapat menjadi penentu dengan memberikan suara untuk Demokrat. Karena itu Republik perlu meraih satu kursi saja untuk mengambil alih mayoritas.

Biasanya partai yang menguasai cabang eksekutif dan legislatif dalam pemerintahan kehilangan kursi dalam pemilihan paruh waktu. Banyak distrik Kongres memiliki batas-batas yang ditetapkan untuk memberi keuntungan yang tidak semestinya bagi partai Republik atau Demokrat, menyulitkan penantang dari partai oposisi untuk mengalahkan petahana.

Lebih dari 45 juta orang memberikan suara mereka lebih awal, hadir langsung atau melalui surat sebelum Hari Pemilihan resmi, Selasa. Beberapa analis menduga total suara dalam pemilihan di seluruh penjuru negeri dapat melampaui rekor 115 juta yang dicatat pada pemilihan paruh waktu 2018.

BACA JUGA: Pemilu Paruh Waktu AS: Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam Ikut Jadi Salah Satu TPS 

Para pemilih di banyak negara bagian juga mendapat pertanyaan tentang kebijakan lokal dalam surat suara mereka, di antaranya status hukum aborsi, taruhan olahraga dan marijuana. Para pemilih di California, Michigan dan Vermont menyetujui inisiatif yang mencantumkan hak-hak aborsi dalam konstitusi negara bagian. Para pemilih di Maryland memutuskan untuk melegalisasi ganja, tetapi di beberapa negara bagian lainnya proposal serupa ditolak.

Sejarah tercatat di dua negara bagian. Maryland memilih gubernur kulit hitam pertamanya, Wes Moore, seorang Demokrat. Massachusetts akan memiliki gubernur perempuan pertama dan kepala eksekutif negara bagian pertama yang secara terbuka mengaku lesbian, Maura Healey, juga seorang Demokrat.

Di Arkansas, mantan sekretaris pers Gedung Putih pada era pemerintahan Donald Trump, Sarah Huckabee Sanders, terpilih sebagai gubernur sebagaimana yang diperkirakan. Ayahnya, Mike Huckabee, menjadi gubernur negara bagian itu selama satu dekade.

Di salah satu pemilihan gubernur, Ron DeSantis terpilih kembali dengan mudah di Florida. Sebagian anggota Republik mendorong DeSantis untuk menghadapi mantan presiden Donald Trump dalam pemilihan kandidat presiden partai Republik untuk pemilu 2024. [uh/ab]