Perangkat Windows 10 Baru Diluncurkan di Pameran Teknologi Berlin

Orang-orang memainkan video game di stand Acer di pameran elektronik IFA di Berlin, Jerman, 2 September 2015.

Produsen komputer meluncurkan rangkaian besar pertama perangkat-perangkat yang menggunakan Windows 10 di pameran elektronik IFA yang dibuka di Berlin Jumat (4/9).

Industri ini menghadapi penjualan yang lesu pada beberapa tahun terakhir karena konsumen memilih menggunakan uangnya untuk membeli ponsel pintar dan tablet, sehingga banyak perusahaan yang menggantungkan harapan mereka pada bangkitnya pasar komputer pribadi lewat sistem operasi Microsoft versi terbaru.

Salah satunya adalah Toshiba, yang meluncurkan Satellite Radius 12 baru minggu ini, yang dihargai 1.449 euro (US$1.627) di Eropa. Laptop 12 inci ini dilengkapi dengan layar 4K yang dirancang untuk memaksimalkan kemampuan grafis Windows 10. Laptop ini juga mempunyai mikrofon dan tombol khusus untuk Cortana, asisten suara digital Microsoft, serta kamera inframerah untuk mengidentifikasi pengguna lewat wajah mereka.

"Kami berharap banyak penjualan baru mulai bulan Oktober berkat Windows 10," kata Tony Alderson, manajer produk senior di Toshiba.

Perusahaan Jepang ini juga meluncurkan Satellite Click 10 baru, yang layarnya bisa dilepas dan digunakan sebagai tablet. Laptop ini juga dirancang untuk Windows 10 dan akan tersedia di toko-toko mulai bulan depan dengan harga sekitar 499 euro.

Para ahli mengatakan Windows 10 mungkin menguntungkan bagi produsen karena para konsumen akhirnya mau mengeluarkan uang mereka.

"Beberapa tahun terakhir, banyak orang membeli tablet Android dan bukannya membeli komputer baru, tapi pasarnya sudah jenuh sekarang," kata Rudolf Aunkofer, direktur teknologi informasi global di perusahaan riset konsumen GfK.

"Pada saat yang sama, laptop sudah cukup tua, jadi Windows 10 kelihatannya akan menggantikan komputer-komputer lama."

Aunkofer mengatakan penurunan penjualan dalam beberapa tahun terakhir diperburuk oleh pengumuman Microsoft tentang sistem operasi baru, yang menyebabkan beberapa konsumen menahan diri untuk membeli komputer baru. Sebelumnya, para konsumen mungkin tidak terlalu yakin mau memperbarui komputer mereka dengan sistem operasi Windows 8, yang secara luas dianggap hanya pemanis dan bukannya perbaikan nyata.

Satu masalah bagi produsen komputer adalah Windows 10 sangat toleran terhadap perangkat keras tua, dan peningkatan (upgrade) juga gratis. Microsoft mengatakan Windows 10 telah dipasang di 75 juta perangkat sejak dikeluarkan akhir Juli lalu.

"Banyak orang yang mempunyai komputer yang usianya 1 hingga 3 tahun dan mendapatkan peningkatan gratis," kata Aunkofer. "Tapi ada banyak komputer yang usianya lima hingga tujuh tahun dan akan diganti."

Tren ini, katanya, menuju tren perangkat dua-dalam-satu yang bisa digunakan sebagai laptop atau tablet, seperti Satellite Click 10, atau tablet dengan keyboard terpisah.

Microsoft mendorong desainer perangkat lunak untuk menerima perangkat Universal Application Platform, agar perangkat lunak komputer meja dan aplikasi yang dirancang untuk sistem operasi lain bisa digunakan di Windows 10.

Strategi ini menunjukkan Microsoft telah belajar dari kegagalannya di pasar ponsel pintar. Kurangnya aplikasi dan dan sistem operasi yang baru disebut-sebut sebagai faktor yang mengurangi penerimaan konsumen terhadap produk ponsel pintarnya-nya, dibandingkan dengan sistem lain yang sudah lebih bagus seperti iOS dari Apple dan Android milik Google.

Nick Parker, wakil presiden divisi OEM Microsoft, mengatakan upgrade gratis untuk komputer Windows tua seharusnya membantu menstimulasi minat terhadap komputer dan tablet, karena dirancang tampilannya sama di laptop, tablet maupun ponsel pintar.

"Windows 10 memungkinkan Anda mencoba hal baru dan mungkin mempercepat keinginan membeli perangkat keras baru," ujarnya.

Hal ini juga mungkin terjadi pada komputer pendidikan murah yang diluncurkan di IFA minggu ini. Aspire 1 Cloudbook milik Acer adalah PC dengan fungsi lengkap dengan harga $169, memberikan kesempatan bagi Windows 10 untuk merebut kembali pasar segmen di bawah $200 dari Chromebooks milik Google.