Pengawal Presiden Burkina Faso Ambil Alih Kekuasaan di Masa Transisi

Letnan Kolonel Yacouba Issaac Zida (tengah) meninggalkan lapangan "Place de la Nation" di Ouagadougou setelah diumumkannya pengunduran diri Presiden Blaise Compaore (31/10). Letnan Kolonel Yacouba Issaac Zida mengambil alih tanggung jawab sebagai presiden Burkina Faso dalam masa transisi (1/11).

Presiden Burkina Faso, Blaise Compaore meletakkan jabatan setelah para demonstran menyerbu parlemen dan membakar gedung, mengakhiri pemerintahannya selama 27 tahun di negara Afrika Barat itu.

Seorang Letnan Kolonel dalam satuan pengawal presiden Burkina Faso telah menyatakan dirinya sebagai kepala negara baru. Yacouba Issac Zida, Sabtu (1/11) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan lewat radio dan dimuat dalam internet bahwa dia mengambil tanggung jawab sebagai kepala masa transisi itu dan menjadi kepala negara untuk menjamin kelangsungan pemerintahan negara itu.

Presiden Burkina Faso, Blaise Compaore meletakkan jabatan setelah para demonstran menyerbu parlemen dan membakar gedung, mengakhiri pemerintahannya selama 27 tahun dan mencetuskan perjuangan dalam kemiliteran untuk menguasai negara Afrika Barat itu.

Hari Jumat (31/10), Zida, yang mewakili sebuah kelompok perwira militer muda, mengatakan kelompok itu telah mengambil alih penanganan nasib negara itu, sementara konstitusi dihentikan dan dibentuk pemerintahan transisi.

Sebelumnya, hari Jumat (31/10), Jenderal Honore Traore mengatakan dia mengambil “tanggung-jawab sebagai kepala negara”.

Belum jelas apakah Traore menerima pengumuman Zida hari Sabtu (1/11) atau apakah kelompok perwira muda telah menyetujui langkah Zida untuk menjadi kepala baru negara itu.

Dalam peletakan jabatannya Jumat (31/10), Compaore telah menyerukan masa transisi 90 hari menjelang pemilihan umum. Dia memerintah negara itu selama 27 tahun setelah merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 1987.

Kerusuhan timbul Kamis (30/10), sementara para penyusun undang-undang untuk memberikan suara mengenai amandemen konstitusi yang akan mengizinkan Compaore untuk memerintah satu masa jabatan lagi.

Pemerintah menarik kembali amandemen itu, setelah protes-protes menjadi tindak kekerasan.