Pemimpin Oposisi Libya: Pasukannya Bisa Masuk ke Kota Mana Saja

Ketua NTC, Mustafa Abdul Jalil menegaskan bahwa pasukan pemberontak Libya ingin menghindari pertumpahan darah dengan pendukung setia Gaddafi (3/9).

Ketua NTC, Mustafa Abdul Jalil mengatakan kekuatan pasukannya, namun menegaskan bahwa mereka ingin menghindari pertumpahan darah.

Ketua Dewan Transisi Nasional -- NTC – Mustafa Abdul Jalil mengatakan, pasukannya punya kekuatan penuh dan bisa memasuki kota mana saja. Namun, dia mengatakan, mereka ingin menghindari pertumpahan darah.

Dia mengeluarkan komentar itu dalam konperensi pers hari Sabtu di Benghazi. Dia juga mengatakan gencatan senjata satu minggu diberikan kepada para pendukung Gaddafi. Dia mengatakan, sekarang ini waktunya bagi pendukung Gaddafi di Sirte, Bani Walid, dan tempat-tempat lain untuk menyerah secara damai.

Secara terpisah, anggota NTC Ali Tarhouni mengumumkan pembentukan komisi keamanan tertinggi yang melindungi Tripoli.

Dia mengatakan, komisi itu bertugas melindungi warga ibukota dan sektor swasta serta melenyapkan sisa-sisa pasukan Gaddafi. Pengumuman hari Sabtu itu, menyusul keputusan pemerintahan sementara untuk memindahkan markas besarnya dari Benghazi ke Tripoli. Pejabat-pejabat NTC mengatakan, pemindahan itu akan berlangsung minggu depan.

Juga hari Sabtu, utusan khusus PBB Ian Martin tiba di Tripoli untuk mengadakan pembicaraan dengan NTC tentang masa depan Libya.

Kunjungannya dilakukan setelah pejabat-pejabat pemerintahan sementara itu mendapat bantuan keuangan hari Kamis ketika pemimpin-pemimpin dunia berjanji memberikan 15 miliar dolar untuk mendukung keuangan dan kemanusiaan. Diplomat-diplomat asing mengatakan, pertemuan kedua dari apa yang disebut kelompok “Sahabat-sahabat Libya” akan berlangsung di New York tanggal 20 September.