Pemimpin Israel Dapat Perpanjangan 2 Minggu untuk Bentuk Koalisi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto: dok).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya hampir mencapai persetujuan akhir dengan dua partai ultra-Ortodoks dan partai Kulanu yang berhaluan tengah dan mementingkan ekonomi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendapat perpanjangan dua minggu untuk membentuk sebuah pemerintahan koalisi baru, setelah menang dalam pemilu bulan lalu.

Netanyahu menyampaikan kepada presiden Israel, Reuven Rivlin, bahwa dia telah membuat kemajuan dalam berunding dengan potensi mitra, tetapi memerlukan waktu lebih banyak dalam membentuk sebuah koalisi yang kuat.

Pemimpin Israel itu telah berunding selama beberapa minggu dengan sekutunya, kelompok Yahudi nasionalis, agamis dan berhaluan ultra-Ortodoks.

Netanyahu tampaknya hampir mencapai persetujuan akhir dengan dua partai ultra-Ortodoks dan partai Kulanu yang berhaluan tengah dan mementingkan ekonomi. Tetapi kesenjangan lebar terus bercokol dengan dua partai nationalis, yang dipimpin oleh kolega-kolega lama Netanyahu.

Presiden Rivlin memberi perpanjangan waktu kepada Netanyahu, hari Senin (20/4). Di bawah undang-undang pemilu Israel, jika Netanyahu gagal membentuk sebuah pemerintahan koalisi setelah itu, Rivlin dapat menunjuk orang lain untuk melakukannya.