Pemerintahan Baru Gagal Terbentuk, Israel Mungkin Harus Adakan Pemilu Ketiga

Benny Gantz dan PM Benjamin Netanyahu (foto: dok).

Israel terus menghadapi situasi politik yang tidak menentu karena mantan Panglima Angkatan Daratnya, Benny Gantz telah kehabisan waktu untuk membentuk pemerintahan mayoritas.

Sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga gagal. Sekarang Israel tampaknya akan mengadakan pemilu ketiga dalam satu tahun ini.

Benny Gantz menyalahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena belum juga ada pemerintahan baru lebih dari dua bulan setelah pemilu Israel.

Ia mengatakan, Netanyahu dan blok sayap kanannya telah mencegah pembentukan pemerintahan yang dipimpinnya, yang mendapat satu kursi lebih banuak dari partai Netanyahu, Likud, dalam pemilihan September lalu.

Netanyahu mengatakan, Israel tidak membutuhkan pemilihan baru, tetapi sebuah pemerintah persatuan. Ia mengatakan, belum terlambat dan siap untuk berunding dengan Gantz.

Fakta bahwa Netanyahu maupun Gantz tidak bisa membentuk sebuah pemerintahan, ini berarti untuk pertama kalinya dalam sejarah Israel, keputusan kembali diserahkan ke parlemen Israel yang disebut Knesset. Setiap anggota Knesset, termasuk Netanyahu dan Gantz, bisa berkoalisi. Presiden Israel Rivlin telah berulang kali mendesak kedua pemimpin itu untuk membentuk pemerintah persatuan, dan bergiliran sebagai Perdana Menteri.

Pembicaraan kandas tentang siapa yang akan menjadi Perdana Menteri pertama, dan tentang bagaimana menggilirnya. Jika tidak ada keputusan dalam tiga minggu, Israel akan mengadakan pemilu putaran ketiga tahun ini, mungkin pada bulan Maret.

Kekacauan politik di Israel mulai terjadi ketika Jaksa Agung Israel memutuskan PM Netanyahu didakwa atas serangkaian tuduhan korupsi. (ps/ii)