Pemeriksa Medis: Kematian Rayshard Brooks di Atlanta Karena Pembunuhan

Tulisan "RIP Rayshard" terlihat di lokasi tertembaknya Rayshard Brooks, dekat restoran cepat saji "Wendy's", saat berlangsungnya aksi protes di Atlanta, Sabtu, 13 Juni 2020.

Para demonstran berencana berkumpul hari Senin (15/6) di gedung parlemen negara bagian Georgia, menuntut perombakan peradilan pidana dan langkah-langkah untuk mengatasi masalah pemilu.

Demonstrasi itu direncanakan sebelum seorang polisi Atlanta, Jumat (12/6) menembak mati Rayshard Brooks di luar sebuah restoran cepat saji. Ini adalah kasus terakhir dari serangkaian kematian lelaki kulit hitam yang mendorong protes nasional untuk menuntut penyelesaian masalah pelanggaran oleh polisi dan rasisme yang sistemik.

Pemeriksa medis di Fulton County, Georgia, telah menetapkan Brooks mati karena pembunuhan.

Brooks bersikap kooperatif dengan polisi sewaktu menjalani tes untuk mengetahui apakah ia mabuk. Tetapi kemudian Brooks bergumul dengan para polisi sewaktu mereka berusaha menahannya dan melarikan diri. Hasil autopsi pemeriksa medis mendapati Brooks ditembak dua kali dari belakang dan meninggal karena kerusakan organ dan kehabisan darah.

Polisi yang menghadapi Brooks, Garrett Rolfe, telah dipecat, dan kepala polisi Atlanta, Erika Shields, mengundurkan diri. Polisi ke-dua, Devin Brosnan, dikenai sanksi administratif.

Jaksa Penuntut di Fulton County Paul Howard mengatakan kepada CNN kantornya akan memutuskan pekan ini dakwaan, jika ada, yang dihadapi Rolfe.

Howard mengatakan, Brooks tampaknya tidak merupakan ancaman bagi siapapun sehingga situasi yang kemudian mengarah pada kematiannya tidak masuk akal. Jika tembakan itu dilakukan untuk satu alasan selain untuk menyelamatkan nyawa petugas dan mencegah ia atau yang lainnya cedera, maka penembakan itu tidak dapat dibenarkan berdasarkan hukum, lanjutnya.

Shields mengundurkan diri hari Sabtu bahkan ketika investigasi terhadap penembakan itu baru saja dimulai. [uh/ab]