Pembicaraan Perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik Belum Tuntas

Menteri Perdagangan Jepang Akira Amari berbicara pada wartawan di sela-sela pembicaraan Kemitraan Trans-Pasifik di Atlanta, 3 Oktober 2015.

Pejabat-pejabat tinggi perdagangan dari 12 negara di seputar Samudera Pasifik terus berdebat mengenai peraturan perdagangan obat, mobil, dan produk-produk susu pekan ini sementara mereka berusaha menuntaskan rincian akhir kesepakatan kompleks yang bisa mencakup sekitar 40 persen ekonomi global.

Amerika, Jepang, Kanada, Vietnam, dan delapan negara lain selama bertahun-tahun berupaya mewujudkan usul Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), dan berharap menuntaskan kesepakatan itu dalam perundingan minggu ini di Atlanta, Amerika.

Perundingan tersebut dijadwalkan berakhir awal pekan ini, tetapi koresponden koran Politico, Doug Palmer, melaporkan tidak ada kesepakatan yang diumumkan Sabtu malam (3/10).

Isu-isu itu termasuk desakan Amerika memperpanjang perlindungan hak paten bagi kelas baru obat yang menjanjikan, lebih lama dari yang diinginkan negara-negara lain. Sengketa lain termasuk eksportir susu Selandia Baru yang mengupayakan akses lebih besar ke pasar susu Kanada, dan perselisihan antara Amerika dan Jepang mengenai perdagangan industri otomotif.

Pendukung TPP berpendapat pakta itu akan meningkatkan pertumbuhan perdagangan dan ekonomi negara peserta. Kritik di Amerika atas usul kesepakatan yang kontroversial tersebut menyatakan kesepakatan itu tidak banyak melindungi lapangan kerja Amerika maupun lingkungan. Mereka juga berpendapat bahwa kesepakatan itu akan meningkatkan harga beberapa obat.

Penyelesaian masalah ini dan masalah lain semakin sulit dengan tertundanya pemilu di beberapa negara utama, di mana sebagian pekerja dan petani khawatir, perdagangan yang meningkat akan berarti penurunan lapangan kerja. Banyak pengusaha yang mendukung perluasan perdagangan sebagai cara membuka pasar baru untuk ekspor.

12 Negara yang mengupayakan TPP adalah Amerika, Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam. [ka]