PBB Serukan Gencatan Senjata, Bantuan untuk Ghouta Timur

Warga Suriah, termasuk tokoh-tokoh oposisi, memprotes serangan terhadap Kota Ghouta timur, di Ibu Kota Suriah, Damaskus. Mereka berkumpul di luar Konsulat Rusia ,di Istanbul, Kamis, 22 Februari 2018.

Rusia menyatakan keberatan pada Kamis (22/2) terhadap rancangan resolusi PBB yang akan menerapkan gencatan senjata selama 30 hari di Suriah dan membuka pengepungan di Kota Ghouta timur.

Pada sebuah pertemuan Dewan Keamanan yang diadakan atas permintaan Moskow, Duta Besar Rusia menolak usulan gencatan senjata dan pengiriman bantuan, serta evakuasi medis skala besar dengan alasan itu tidak mungkin.

Baca: Sekjen PBB Serukan Gencatan di Ghouta Timur

"Di sini yang kita butuhkan bukanlah simbolisme, bukan asal ada keputusan saja, tapi tindakan yang diambil sesuai dengan kenyataan di lapangan," kata Duta Besar Rusia untuk PBB,Vassily Nebenzia, kepada anggota dewan. "Dewan Keamanan perlu mencapai kesepakatan untuk keputusan yang dapat dilaksanakan - bukan populis, terlepas dari kenyataan."

Nebenzia mengkritik liputan media mengenai operasi militer di daerah kantong pemberontak yang terkepung di Ghouta timur, sebagai "psikosis yang parah" dan mengatakan ada kampanye untuk menodai Suriah dan Rusia. Seperti sebelumnya, dia kembali menuduh responden pertama masyarakat sipil yang dikenal dengan nama White Helmets sebagai kelompok yang dekat dengan teroris dan ambil bagian dalam kampanye menyebarkan informasi yang salah. [as/al]