Pasien Transplantasi 5 Organ Lahirkan Bayi

Fatema Al Ansari dari Qatar (kiri), melihat dokternya Salih Yasin merapikan kain pembungkus bayi yang digendong suaminya, Khalifa Alhayal di Rumah Sakit Jackson Memorial, Miami. (AP/Lynne Sladky)

Seorang pasien yang telah mengalami transplantasi lima organ melahirkan bayi, merupakan kasus pertama yang pernah terjadi.
Seorang perempuan yang telah mendapat lima organ baru – hati, pankreas, lambung, usus besar dan usus kecil – di sebuah rumah sakit di Miami pada 2007, telah melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat, dan diyakini merupakan kasus pertama pasien transplantasi lima organ berhasil melahirkan bayi.

Fatema Al Ansari, 26, mengatakan Rabu (13/3) ia sangat gembira setelah melahirkan bayi lewat operasi caesar pada 26 Februari di Rumah Sakit Jackson Memorial, Miami, tempat ia mendapat operasi transplantasi pada 2007.

“Perasaan ini sulit digambarkan,” ujarnya sambil menggendong putrinya, Alkadi Alhayal, yang berbobot sekitar 2,4 kilogram saat lahir. “Ini perasaan paling menyenangkan,” ujarnya dalam Bahasa Arab yang diterjemahkan.

Al Ansari tinggal di Qatar dan berencana pulang ke rumah dalam beberapa minggu ke depan. Ia berusia 19 tahun saat didiagnosa mengalami penyumbatan darah di pembuluh besar di usus, sehingga memerlukan operasi transplantasi.

Hanya ada lebih dari 600 transplantasi lima organ yang dicatat pada 2011, menurut data terakhir yang tersedia dari Asosiasi Transplantasi Usus.

Laporan terakhir dari lembaga pencatatan kehamilan transplantasi nasional juga mengindikasikan bahwa Al Ansari merupakan kasus pertama di dunia dimana ada pasien transplantasi lima organ yang melahirkan bayi.

Dr. Shalih Y. Yasin, dokter kandungan Al Ansari, mengatakan ada beberapa kasus kelahiran dari pasien transplantasi di Eropa, namun mereka mendapat dua organ, bukan lima.

Yasin, dari lembaga kesehatan di University of Miami, mengatakan bahwa orang dewasa yang menerima lima organ yang cukup sehat sampai mempertimbangkan memiliki anak saja sudah merupakan keajaiban tersendiri.

Al Ansari dipaksa mengakhiri kandungannya sebelumnya karena diagnosisnya itu, yang membuatnya berpikir ia tidak dapat hamil. Namun suaminya, Khalifa Alhayal, memberinya harapan dan akhirnya mereka melakukan program in vitro, atau bayi tabung.

Meski kehamilannya dianggap berisiko tinggi, ia tidak mengalami infeksi selama kehamilan, namun mendapatkan komplikasi minor seperti flu, pendarahan dan ketidaknyamanan fisik.

Para dokter Al Ansari mengatakan perempuan itu cukup sehat untuk mencoba hamil kedua kali. Dan mereka berkata bahwa kasusnya memberikan harapan bagi pasien transplantasi multi-organ lainnya. (AP/Suzette Laboy)