Para Ulama Kamerun Diajari Teknologi Informasi untuk Lawan Boko Haram

Para tawanan Boko Haram yang telah dibebaskan tiba di Yaounde, Kamerun, setelah ditawan berbulan-bulan, Oktober 2014.

Para ulama di Kamerun, banyak diantaranya belum pernah memegang papan ketik sebelumnya, berkumpul di Institut Ilmu Komputer Afrika Yaounde untuk belajar teknologi komunikasi dan Internet.

Para ulama dan tokoh masyarakat dari daerah perbatasan Kamerun dengan Nigeria telah berkumpul di kota Yaounde untuk dilatih teknologi komunikasi dan Internet agar dapat berbagi informasi dengan militer, sebagai bagian dari strategi untuk melawan kelompok teroris Nigeria, Boko Haram.

Sebagian besar dari 100 ulama dan tokoh masyarakat yang berkumpul di Institut Studi Komputer Afrika Yaounde itu memegang papan ketik untuk pertama kalinya.

Laminou Nana, seorang imam dari Fotokol di sepanjang perbatasan dengan negara bagian Borno di Nigeria, mengatakan ia tidak bisa membaca dan menulis, yang membuat pelatihan itu jauh lebih sulit.

"Saya kira mereka seharusnya mengundang anak-anak kita karena ini sulit buat kita," ujarnya, menambahkan bahwa kursusnya sangat rumit.

Mudibo Alidou, dari masjid Ashigashia yang ada di perbatasn Nigeria-Kamerun, mengatakan ia bersemangan untuk belajar lebih banyak setelah hari kedua dari pelatihan yang intensif itu.

Ia mengatakan telah belajar cara menyalakan komputer dan keluar dari sistemnya namun ia tertarik dengan pengiriman pesan dan gambar. Ia menyerukan semua imam dan pemimpin Mulim untuk belajar cara memanfaatkan Internet agar bisa terhubung

Pelatih Chieck Oumarou Mallam mengatakan para pemimpin Muslim pada umumnya perlu dengan cepat mempelajari teknologi informasi dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari dalam komunitasnya. Namun ia menekankan bahwa kursus spesifik ini dirancang untuk mengajar mereka yang ada di wilayah-wilayah yang telah menjadi sasaran serangan dan penculikan oleh kelompok militan Nigeria, Boko Haram.

Ia mengatakan dapat berbagi informasi kritis secara cepat adalah penting untuk membantu pihak berwajib mengidentifikasi dan melacak tersangka-tersangka teroris.

"Pelatihan ini memungkinkan para imam dan tokoh Muslim untuk bisa bekerja, berkomunikasi dengan yang lainnya," ujar Mallam. "Mereka akan berkomunikasi tidak hanya dengan yang ada di sekitar mereka, namun juga berkomunikasi dan bekerja sama dengan dunia untuk menyebarkan kedamaian dan harmony di antara manusia."

Suasana kota Amchide, Kamerun utara yang berbatasan dengan Nigeria dan telah meningkatkan status keamanan akibat ancaman Boko Haram, Juni 2014.

​Dr. Moussa Oumarou, presiden Dewan Imam dan Tokoh Muslim Kamerun, mengatakan kelompoknya membantu merancang pelatihan digital untuk komputer dan ponsel dan telah digunakan oleh pemerintah sebagai alat dalam melawan serangan Boko Haram di utara.

Ia mengatakan mewujudkan perdamaian tidak perlu hanya menggunakan senjata dan itu sebabnya dalam konferensi ketiga imam dan tokoh Muslim, mereka memutuskan untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam perlawanan terhadap Boko Haram. Oumarou menambahkan tidak ada seorang pun yang dapat berbuat efektif di era sekarang ini tanpa keahlian informasi teknologi.

Pengumpulan Informasi

Mongui Soso, seorang pejabat senior di Kementerian Administrasi Wilayah Kamerun, mengatakan setelah pelatihan, para pemimpin ini akan dapat mengumpulkan foto-foto para pendatang baru di komunitas mereka dan mengirimkannya secara elektronik ke militer sebagai bagian dari pengawasan meningkat di perbatasan.

"Saya telah memberitahu mereka bahwa kita tidak memiliki senjata tapi berkewajiban menginformasikan militer dan para pejabat Kamerun mengenai para pengunjung mencurigakan di wilayah setempat," ujarnya.

Seratus pemimpin Muslim pertama ini akan diberikan peralatan untuk dibawa pulang dan dapat digunakan karena Kameron telah meluncurkan jaringan Internet serat optik di utara tahun lalu.

Boko Haram, yang berarti bahwa pendidikan barat itu haram, telah merekrut anak-anak muda dan menyerang sekolah, masjid dan gereja di bagian utara Kamerun, yang telah mereka gunakan sebagai markas dalam kampanye berdarah selama lima tahun untuk mendirikan kekalifahan di Nigeria utara.

Kelompok ini telah menyasar dan menculik puluhan ulama dan pemimpin Muslim yang mengkritik kelompok itu. Para ulama akan menggunakan peralatan elektronik untuk mengumpulkan data dan menyimpan inventaris anak-anak muda yang diduga telah direkrut oleh Boko Haram. (VOA/Moki Edwin Kindzeka)