Pihak oposisi Mesir telah mengeluarkan ultimatum kepada Presiden Mohamed Morsi untuk mundur sebelum Selasa siang (2/7) atau menghadapi protes-protes baru dan pembangkangan sipil di seluruh negeri.
KAIRO, MESIR —
Ketegangan itu juga makin meningkat setelah demonstran menyerbu dan membakar markas Ikhwanul Muslimin di Kairo.
Kerumunan yang sebagian besar terdiri dari demonstran muda memecahkan jendela-jendela dan melemparkan mebel, dari lantai-lantai atas markas Ikhwanul Muslimin di Kairo setelah menyerbu gedung itu Senin pagi. Demonstran melempari gedung itu dengan bom Molotov dan menyulut kebakaran di bagian-bagian gedung itu.
Jurubicara Ikhwanul Muslimin, Gehad el Haddad menuduh polisi Mesir tidak menanggapi permintaan untuk turun tangan setelah gedung itu di serang semalam. Haddad juga memperingatkan kelompoknya akan mempertimbangkan membentuk milisi bersenjata untuk menjaga kantor-kantor partainya.
Sumber-sumber oposisi mengatakan beberapa demonstran tewas di depan gedung itu dalam bentrokan semalam. Video-video amatir menunjukkan pendukung Ikhwanul Muslimin di atap gedung itu menembak ke bawah ke arah demonstran.
Gerakan oposisi “Tamarud” yang belum lama dibentuk menuntut Presiden Morsi mundur paling lambat hari Selasa atau menghadapi pembangkangan sipil di seluruh negara itu. Morsi mengatakan kepada harian Inggris Guardian bahwa ia terpilih secara sah dan tidak akan mundur.
Tokoh editor dan penerbit oposisi Hisham Kassem mengatakan Presiden Morsi mendapati dirinya makin terisolasi sementara sebagian besar lembaga pemerintah meninggalkannya.
“Jika mantan Presiden Hosni Mubarak sebelumnya memiliki semua kekuatan, semua pilar negara setidaknya netral, bahkan mendukungnya. Morsi tidak punya apa-apa. Ia tidak didukung kementerian luar negeri, kehakiman, militer, polisi atau media. Morsi tidak punya siapapun untuk diajak berunding. Sekali lagi pergolakan Mesir tanpa pemimpin, seperti waktu pergolakan menentang Mubarak. Jadi dengan siapa Morsi harus berunding. Tidak ada,” papar Kassem.
Kassem juga mengatakan polisi Mesir yang sebelumnya dikecam luas karena berpihak pada rejim Mubarak melawan demonstran tahun 2011 tiba-tiba mendapat simpati publik karena “kali ini berpihak pada rakyat”.
Pejabat polisi Mesir meneriakkan slogan-slogan menentang Morsi pada pemakaman komandan senior yang tewas dalam serangan di Sinai minggu lalu. Beberapa pejabat belum lama ini menuduh Ikhwanul Muslimin bekerjasama dengan para militan di Sinai.
Kerumunan yang sebagian besar terdiri dari demonstran muda memecahkan jendela-jendela dan melemparkan mebel, dari lantai-lantai atas markas Ikhwanul Muslimin di Kairo setelah menyerbu gedung itu Senin pagi. Demonstran melempari gedung itu dengan bom Molotov dan menyulut kebakaran di bagian-bagian gedung itu.
Jurubicara Ikhwanul Muslimin, Gehad el Haddad menuduh polisi Mesir tidak menanggapi permintaan untuk turun tangan setelah gedung itu di serang semalam. Haddad juga memperingatkan kelompoknya akan mempertimbangkan membentuk milisi bersenjata untuk menjaga kantor-kantor partainya.
Sumber-sumber oposisi mengatakan beberapa demonstran tewas di depan gedung itu dalam bentrokan semalam. Video-video amatir menunjukkan pendukung Ikhwanul Muslimin di atap gedung itu menembak ke bawah ke arah demonstran.
Gerakan oposisi “Tamarud” yang belum lama dibentuk menuntut Presiden Morsi mundur paling lambat hari Selasa atau menghadapi pembangkangan sipil di seluruh negara itu. Morsi mengatakan kepada harian Inggris Guardian bahwa ia terpilih secara sah dan tidak akan mundur.
Tokoh editor dan penerbit oposisi Hisham Kassem mengatakan Presiden Morsi mendapati dirinya makin terisolasi sementara sebagian besar lembaga pemerintah meninggalkannya.
“Jika mantan Presiden Hosni Mubarak sebelumnya memiliki semua kekuatan, semua pilar negara setidaknya netral, bahkan mendukungnya. Morsi tidak punya apa-apa. Ia tidak didukung kementerian luar negeri, kehakiman, militer, polisi atau media. Morsi tidak punya siapapun untuk diajak berunding. Sekali lagi pergolakan Mesir tanpa pemimpin, seperti waktu pergolakan menentang Mubarak. Jadi dengan siapa Morsi harus berunding. Tidak ada,” papar Kassem.
Kassem juga mengatakan polisi Mesir yang sebelumnya dikecam luas karena berpihak pada rejim Mubarak melawan demonstran tahun 2011 tiba-tiba mendapat simpati publik karena “kali ini berpihak pada rakyat”.
Pejabat polisi Mesir meneriakkan slogan-slogan menentang Morsi pada pemakaman komandan senior yang tewas dalam serangan di Sinai minggu lalu. Beberapa pejabat belum lama ini menuduh Ikhwanul Muslimin bekerjasama dengan para militan di Sinai.