Operator Kapal Jepang MOL Sediakan Dana Pemulihan Lingkungan Mauritius

Kapal induk MV Wakashio, milik perusahaan Jepang Mitsui O.S.K. Lines (MOL), kandas dan pecah menjadi dua bagian di dekat Blue Bay Marine Park, 17 Agustus 2020. (Foto: AFP)

Operator kapal Jepang yang menumpahkan minyak setelah menabrak terumbu karang di lepas pantai Mauritius, Jumat (11/9) mengatakan akan menyediakan 1 miliar yen atau sekitar 9 juta dolar untuk mendanai proyek-proyek lingkungan dan mendukung masyarakat nelayan setempat.

Mitsui O.S.K. Lines (MOL) mengatakan, Dana Pemulihan Lingkungan Alam Mauritius itu akan digunakan untuk perlindungan tanaman bakau, pemulihan terumbu karang, perlindungan burung-burung laut dan spesies-spesies langka, serta riset yang dilakukan kelompok-kelompok pemerintah dan swasta.

Bencana lingkungan itu terjadi 25 Juli setelah kapal MV Wakashio bergerak ke luar jalur dan menabrak terumbu karang sekitar 1,6 kilometer dari bibir pantai. Setelah dihantam gelombang laut yang kuat selama hampir dua pekan, lambung kapal itu retak dan pada 6 Agustus mulai menumpahkan minyak ke sebuah laguna sehingga menimbulkan polusi di kawasan tanah basah yang dilindungi dan suaka margasatwa di dekatnya.

Direktur utama MOL Junichiro Ikeda meminta maaf atas kerusakan yang ditimbulkan kapal yang dioperasikan perusahaannya, dan mengatakan kontribusi finansial yang diberikannya mencerminkan komitmen perusahaan itu terhadap tanggung jawab sosialnya.

Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) Mitsui O.S.K. Lines (MOL), Junichiro Ikeda.


“Bencana itu menimbulkan kerusakan lingkungan yang hebat di Mauritius. Kami memikul tanggung jawab sosialnya,” kata Ikeda kepada wartawan. Pemilik kapal itu, Nagashiki Shipping, juga ikut berpartisipasi dalam sumbangan finansial yang dijanjikan MOL, namun persentasenya belum diketahui secara pasti. Mauritius sendiri sedang meminta ganti rugi akibat bencana itu dari Nagashiki.

Lebih dari 1.000 ton minyak tumpah di perairan lepas pantai itu. Sekitar 3.000 ton yang masih tersisa di dalam kapal diselamatkan ke tongkang-tongkang minyak sebelum Wakashio terbelah dua beberapa hari kemudian.

Ribuan sukarelawan sipil dikerahkan dalam usaha meminimalkan kerusakan lingkungan akibat tumpahan minyak itu. Sejumlah aktivis lingkungan mengangkut ratusan bayi kura-kura dan tanaman langka ke pantai. Mereka juga berusaha menyelamatkan burung-burung laut yang terperangkap dalam cairan minyak yang pekat. (ab/uh)