Obama Kutuk Penggunaan Kekerasan terhadap Demonstran di Libya

Presiden AS Barack Obama didampingi Menlu Hillary Clinton (kanan) menyampaikan pidato, Rabu malam waktu setempat (23/2) mengenai reaksi pemerintahannya terhadap kekerasan oleh rezim Libya.

Presiden AS Barack Obama mengutuk penindakan dengan kekerasan terhadap para demonstran di Libya oleh pemerintahan Moammar Gaddafi.

Presiden Amerika Barack Obama mengatakan penindakan dengan kekerasan terhadap para demonstran di Libya melanggar norma-norma internasional. Presiden Obama lalu memerintahkan tim keamanan nasionalnya mempersiapkan sejumlah opsi untuk menghadapi krisis tersebut.

Obama mengatakan dalam pidatonya, Rabu, “Penting sekali negara-negara di dunia bicara dengan satu suara.” Ia merujuk pada reaksi terhadap tindakan kejam yang dilakukan oleh para milisi dan pendukung pemimpin Libya Moammar Gaddafi terhadap warga sipil di negara Afrika Utara tersebut.

Presiden Obama, dalam pernyataannya yang pertama di muka umum mengenai kekacauan di Libya, menyebut penderitaan dan pertumpahan darah di sana melampaui batas dan tidak dapat diterima. Obama mengatakan hak-hak asasi universal tidak dapat ditawar-tawar dan harus ditaati.

Indonesia, pada hari Kamis ikut mengutuk kekerasan yang terjadi di Libya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan prihatin dengan keadaan di sana dan meminta kepada PBB agar mengambil langkah-langkah untuk menghentikan kekerasan tersebut.

Sementara itu, organisasi pemantau SITE yang berkedudukan di Amerika mengatakan hari Kamis bahwa cabang Al-Qaida di Afrika Utara telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan solidaritas dengan para demonstran anti-Gaddafi.